Warga melintas di dasar waduk Dawuhan yang mengering di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Minggu (23/8). Selama seminggu terakhir kondisi waduk yang memiliki daerah irigasi sekitar tiga ribu hektar tersebut terus mengering dan air yang tersisa sudah tak lagi dialirkan melalui pintu waduk dengan alasan untuk menjaga kelembaban waduk. ANTARA FOTO/Siswowidodo/pd/15

Bojonegoro, Aktual.com – Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan air Waduk Pacal yang berfungsi untuk mengamankan bangunan waduk hanya tersisa sekitar 400 ribu meter kubik.

“Semakin berkurangnya air yang tersisa di Waduk Pacal, bisa membahayakan bangunan waduk, sebab kondisi bangunan akan semakin kering,” kata Kasi Operasi UPT Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Bengawan Solo di Bojonegoro Mucharom, Selasa (8/9).

Ia memperkirakan air yang tersisa di Waduk Pacal, masih akan terus berkurang, disebabkan menguap.

“Pada awal kemarau kami menyisakan air di tampungan waduk sekitar 800 ribu meter kubik. Tapi, karena faktor panas, maka airnya terus menyusut, disebabkan menguap,” ucapnya.

Padahal, menurut dia, sesuai prakiraan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Juanda, Surabaya, di daerah Bojonegoro dan sekitarnya, musim hujan jatuh pada Oktober.

“Kalau kondisi waduk kering, bisa mengakibatkan bangunan bendungan mengalami retak-retak,” ujarnya.

Berdasarkan pemantauan yang dilakukan, katanya, kondisi bangunan Waduk Pacal, saat ini masih aman.

“Air yang berada di sekitar pintu pengeluaran masih mencukupi untuk mengamankan bangunan waduk,” katanya, menegaskan.

Artikel ini ditulis oleh: