“Benar atau enggak, tidak penting. Yang penting itu lawan bisa dikalahkan,” tegas Budiman.
Narasi kebohongan, hoax, semua dilakukan secara terstruktur dan teroraginisir. Hal itu dilakukan untuk menjatuhkan petahana Jokowi. Terlebih, konten-konten negatif merupakan sasaran empuk yang gampang dicerna.
“Ketika semua terdaftar hal yang dibenci, tidak disukai dan bangsa merasa jijik, benar apa tidak, orang bisa begitu saja percaya, dan celakanya satu kebohongan atau fitnah itu lebih mudah dicerna, enak didengar, asik dibicarakan terus menerus ketimbang kabar baik,” katanya.
Apa yang dilakukan tim Prabowo, dengan kabar palsu dengan narasi ketakutan, diibaratkan membuang air comberan dengan cara menyemprotkan. Memang bisa dibersihkan, namun ketika kebohongan itu begitu massif, kesempatan untuk membersihkan menjadi sulit.
“Ketika anda dikasih kesempatan untuk membantahnya, tetapi kebohongan saya yang disemburkan seperti pemadam kebakaran menyemprotkan air, bagaimana anda melihatnya? Itu tidak terhingga karena jumlah kebohongan saya terhadap anda tak terhingga. Anda bisa apa?” katanya.