Namun karena daya ledaknya lebih tinggi, Kapolrestabes Surabaya berencana membawa bahan peledak itu ke Pusdik Brimob Watu Kosek, Pasuruan. Hanya saja, Risma meminta untuk diledakkan di sekitar Medokan karena dia menilai jaraknya terlalu jauh.

Bahkan, Risma bersedia menyediakan lahan lebar yang jauh dari rumah penduduk yang kemudian disetujui Kapolrestabes Surabaya. Risma khawatir kalau diledakkan di Pusdik Brimob Watu Kosek, Pasuruan, akan mengenai rumah warga.

“Saya katakan ke Pak Kapolrestabes tidak perlu ke sana, saya carikan lahan di sekitar situ. Akhirnya, kita siapkan lahan BTKD (Bekas Tanah Kas Desa) di Madokan Sawah Timur yang luas,” katanya.

Diketahui Tri Murtiono (bapak), Tri Ernawati (ibu), Muhammad Dafa Amin Murdana (anak pertama), Muhamamd Dana Satria Murdana (anak kedua) dan Aisya Azahra Putri (anak ketiga) secara bersamaan meledakkan bom bunuh diri di depan pintu masuk kantor Polrestabes Surabaya pada Senin (14/5).

Dari kejadian tersebut, bapak, ibu dan dua anaknya meninggal dunia, sementara satu anaknya Asisya Azahra berhasil diselamatkan petugas kepolisian.

 

(Wisnu)