Ilustrasi hepatitis B. AKTUAL/ ISTIMEWA

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengklaim, telah menyelamatkan 7.268 bayi Indonesia dari ancaman penularan vertikal dari ibunya setelah dua tahun melakukan deteksi dini terhadap penyakit ini.

Pernyataan ini dilontarkan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Wiendra Waworuntu Jakarta, Jumat (27/7).

“Sejak 2016 hingga Juni 2018 sudah dilakukan deteksi dini Hepatitis B pada ibu hamil sebanyak 742.767 dan berhasil memproteksi 7.268 bayi terhadap ancaman penularan vertikal dari ibunya,” kata Wiendra sebagaimana dikutip dari Antara.

Hal itu disampaikannya dalam Temu Media tentang Hepatitis dengan tema “Deteksi Dini Hepatitis, Selamatkan Generasi Penerus Bangsa”.

Selain itu, ia mengungkapkan capaian pengendalian hepatitis di Indonesia, yaitu sosialisasi faktor risiko penyakit hepatitis di 34 provinsi, pelaksanaan imunisasi rutin hepatitis B pada bayi di 34 provinsi dan 244 kabupaten dan kota, serta pengobatan hepatitis C dengan obat “Direct Acting Antiviral” (DAA) pada 13 provinsi.

Pada 2017, deteksi dini hepatitis B dan C mencakup 30 persen dari seluruh kabupaten dan kota di Indonesia yakni 154 kabupaten dan kota.

Pada 2018, implementasi deteksi dini hepatitis B dan C ditargetkan akan mencakup 60 persen kabupaten dan kota di Indonesia atau setara dengan 308 kabupaten dan kota.

Sementara, Kementerian Kesehatan RI menargetkan sebanyak 411 kabupaten dan kota atau mewakili cakupan 80 persen melaksanakan deteksi dini hepatitis B dan C pada 2019.

Pemerintah juga menargetkan eliminasi penularan HIV, sifilis dan hepatitis B dari ibu ke anak pada 2022 sesuai dengan amanat di Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2017.

Dan pada 2030, pemerintah menargetkan eliminasi hepatitis B dan C.

Ant.

Artikel ini ditulis oleh:

Teuku Wildan