Jakarta, Aktual.com — Bicara tentang asma, tentunya kita akan mengenal berbagai pengobatan dan juga terapi bagi penderita asma. Dijelaskan oleh Dr. Ratnawati,MCH, SpP(K), PhD, dokter spesialis paru dan pernafasan dari Rumah Sakit Siloam Asri Hospitals, sebagai dokter spesialis yang menangani masalah asma, harus mengetahui dengan baik bagaimana menangani pasien dengan berbagai masalah asma, agar tetap terkontrol secara baik.

“Kita harus mengetahui dengan baik bagaimana tata laksana yang benar untuk mencapai tujuan pengelolaan asma. Karena, dokter akan mengedukasi pasien tentang apa itu asma serta penanganannya,” ujar dokter Ratna, kepada Aktual.com, di Jakarta, Rabu (04/11).

Bagi penderita asma, dokter Ratna menjelaskan, bahwa agar kondisi tidak semakin buruk, penderita harus melakukan terapis asma.

“Terapi asma dapat diberikan melalui penggunaan obat pengontrol dan pelega. Obat kontroler efektif untuk menjaga agar asma tidak eksaserbasi atau mencegah timbulnya serangan asma. Sedangkan, obat reliever akan bekerja cepat dalam melebarkan saluran nafas saat serangan asma terjadi, dan menghilangkan sesak nafas,” ungkap Ratna.

Hal lainnya yang perlu dilakukan dalam terapis asma yaitu, memiliki catatan harian yang bernama ‘diary asma’. Catatan ini yang akan memudahkan dokter dalam mediagnosa asma yang Anda alami.

“Pasien asma dianjurkan untuk memonitoring asma dengan menggunakan catatan harian yang disebut ‘diary asma’. catatan ini diberikan kepada dokter ketika hendak memeriksakan diri, sehingga dokter mengetahui perkembangan asma Anda meskipun serangan asma tidak terjadi,” ujarnya lagi.

Di akhir seminar, dokter Ratna kembali menegaskan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal penanganan terhadap pasien asma.

“Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menangani pasien asma. Salah satunya adalah dengan memperhatikan kondisi-kondisi tertentu seperti pada kehamilan, tindakan bedah, penderita rhinitis, sinusitis, nasal polyps, infeksi saluran pernafasan, asma akibat lingkungan atau kerja, dan juga ‘sleep apnea’,” kata dokter Ratna menegaskan.

Artikel ini ditulis oleh: