Jadi kenapa angka di Kota Ambon itu tinggi, karena itu, lanjutnya, belum tentu tidak ada kasus berarti tidak ada penderita HIV, karena ini fenomena gunung es.
“Tetapi kalau petugas kesehatan mendapatnya dilapangan sedini mungkin akan di jaga agar tidak jatuh ke dalam AIDS,”ujarnya.
Kemudian kita juga melakukan sosialisasi ke tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, karena ini menyangkut perilaku, apalagi terkait perilaku bukan tugas dari kesehatan, tetapi hilir yang kita dapatkan penyakit menjadi tanggungjawab kesehatan bagaimana menyusuaikan penyakit itu, tetapi pelakunya menyangkut perilaku menjadi tanggungjawab bersama tokoh-tokoh masyarakat, agama dan pendidikan keluarga, itu intinya.
Oleh karena itu di sekolah-sekolah juga dilakukan sosialisasi tentang perilaku-perilaku yang berisiko yang berawal dari merokok, narkoba yang akan menyambung dengan kondisi-kondisi seperti itu.
“Kita mengetahui penyebarannya seperti apa, seks yang berganti-ganti pasangan, bisa menular dari ibu ke anak, atau bisa juga dari jarum suntik,transfusi darah dan sebagainya,” katanya.
Nah, bagaimana kita tidak terjangkit menghindari faktor resiko penularan ini, kembali ke perilaku yang normal yang sehat seperti itu.
Artikel ini ditulis oleh: