Jakarta, Aktual.com – Usai mundurnya Direktur Utama (Dirut) PT Jhonlin Agro Raya Tbk Zafrinal, Senin kemarin (21/8), Bursa Efek Indonesia (BEI) meminta penjelasan kepada perusahaan kelapa sawit milik Andi Syamsudin alias Haji Isam.
Mundurnya Zafrinal dinilai terlalu cepat atau pada rentang kurang lebih 2,5 minggu perseroan tercatat di Bursa.
Direktur JARR Temmy Iskandar dalam surat pernyataan kepada BEI menyebutkan, Zafrinal sedang fokus mengerjakan proyek baru di EAS Group yang kelak akan memberikan jaminan ketersediaan bahan baku bagi Perseroan.
“Maka dari itu Bapak Zafrinal memutuskan dan menyampaikan pengunduran diri kepada Manajemen agar tetap terjaganya dengan baik operasional bisnis Perseroan dan kelangsungan usaha Perseroan,” ujar Temmy, Selasa (23/8).
Ia juga mengungkapkan bahwa tidak ada dampak atas pengunduran diri Zafrinal terhadap komitmen pemegang saham serta jajaran kepengurusan Komisaris/Direksi Perseroan terhadap Investor Publik.
“RUPS akan kami selenggarakan paling lambat 90 hari setelah tanggal surat penyampaian pengunduran diri Bpk Zafrinal sesuai dengan ketentuan Undang-undang Pasar Modal yang berlaku (POJK Nomor 33/POJK.04/2014),” ungkapnya.
Sebelumnya, Zafrinal mengajukan surat pengunduran diri Zafrinal kepada dewan komisaris dan direksi JARR pada Senin (22/8).
“Berdasarkan pertimbangan kegiatan Proyek baru diluar Perseroan yang tidak bisa ditinggalkan, bersama surat ini saya menyatakan mengundurkan diri dari jabatan Direktur Utama PT Jhonlin Agro Raya Tbk (Perseroan),” tulis Zafrinal dalam suratnya itu.
Lebih lanjut, untuk menjaga proses tata kelola perusahaan yang baik, pengunduran dirinya mulai berlaku efektif sejak disetujui dalam gelaran Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) perseroan.
“Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas kesempatan dan kepercayaan yang telah diberikan kepada saya selama ini dalam menjalankan tugas pada jabatan tersebut,” papar dia.
Zafrinal sendiri berhasil membawa JARR melantai di BEI pada 4 Agustus 2022 lalu. Perusahaan menawarkan sebanyak-banyaknya 1.222.950.000 saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham. Nilai tersebut mewakili 15,29 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh dalam Perseroan setelah penawaran umum perdana.
Keseluruhan saham tersebut ditawarkan kepada masyarakat dengan harga penawaran berkisar Rp 250-Rp 300. Nilai penawaran umum perdana saham sebanyak-banyak Rp 366,88 miliar.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid