Seoul, Aktual.com – 600 ribu orang menjadi korban banjir bandang di Korea Utara saat ini tengah membutuhkan bantuan kemanusiaan. Terlebih, banjir itu juga merusak setidaknya 30 ribu rumah.

“Bencana datang dalam berbagai bentuk, pada saat yang mungkin paling buruk,” kata Kepala Delegasi Federasi Palang Merah Internasional di Korea Utara Chris Staines, Selasa (4/10).

IFRC telah bekerja sama dengan masyarakat memberikan bantuan bagi masyarakat di wilayah timur laut, yang menderita kerusakan paling parah karena banjir akibat hujan deras pada akhir Agustus.

Bantuan itu, kata dia, harus disegerakan karena dalam waktu dekat hujan salju diperkirakan akan turun pada akhir Oktober, yaitu ketika suhu anjlok ke bawah titik beku dan bisa mencapai minus 30 derajat Celsius (minus 22 Fahrenheit) pada tengah musim dingin.

“Kondisi ini betul-betul sangat buruk, dan karena itu kita membutuhkan solusi yang lebih permanen dalam hal tempat tinggal, pelayanan kesehatan, ketersediaan makanan serta masalah seputar air bersih.”

IFRC juga telah meminta dana darurat sekitar 15,2 juta franc Swiss (15,6 juta dolar AS) untuk disalurkan kepada 300 ribu orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan selama lebih 12 bulan ke depan.

IFRC juga telah meluncurkan rekaman video yang diambil satu pekan lalu di Provinsi Hamgyong Utara dengan menunjukan bangunan rusak dan pengungsi yang tinggal di tempat perlindungan sementara.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan menyatakan pada 12 September lalu, berdasarkan data resmi dari pemerintah Korea Utara, 133 orang tercatat meninggal dunia dan 395 orang hilang.

Penggundulan hutal yang meluas untuk bahan bakar dan pertanian telah membuat negara miskin tersebut rawan akan bencana alam, terutama banjir.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Wisnu