“Namun kita selalu berharap masyarakat Sumbar tidak ikut terprovokasi kepada hal yang mengarah pada memecah belah dan merusak silaturahmi antara masyarakat,” katanya.

Sementara, Ketua Lembaga Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar Dt M Sayuti juga membantah pernyataan tersebut.

Menurut dia kalau benar Sumbar sarang teroris tentu ada titik lokasi yang dijadikan sebagai tempat latihannya.

Ia mengatakan kalau hanya ada penangkapan satu atau dua orang kemudian dikatakan Sumbar sebagai sarang teroris, jelas hal itu tidak benar.

“Kita minta para pemimpin di Sumbar (Forkopimda) jangan tinggal diam menyikapi informasi ini namun harus disikapi serius,” kata dia.

Kalau perlu, kata dia, pimpinan daerah beramai-ramai datang ke rumah tempat penangkapan terduga teroris itu. “Apa betul tempat itu sarang teroris dan sampaikan ke publik kebenarannya,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: