Jakarta, Aktual.com — Divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) oleh pemerintah Indonesia belum mengalami perkembangan semenjak pemerintah melayangkan surat keberatan atas harga yang diinginkan pihak perusahaan asal AS itu.
Direktur Jenderal Mineral dan Batubara Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bambang Gatot menyampaikan bahwa hingga hari ini pemerintah belum menerima tanggapan atas keberatan yang disampaikan pemerintah.
“Freeport ngak ada perkembangan. Belum balas dia,” kata Bambang Gatot di Gedung Kementerian ESDM Jakarta, Senin (6/6).
Seperti diberitakan sebelumnya, Bambang Gatot menyatakan bahwa pemerintah telah menindak lanjuti tawaran divestasi dengan mengirim surat balasan kepada PT Freeport dan menyatakan bahwa harga saham tersebut dirasa terlalu mahal.
“Saya memberikan tanggapan surat kemarin, yang nandatangani adalah saya, nilai USD1,7 miliar kan keberatan. kemarin, sudah ke Freeport, harganya masih belum sesuai,” tuturnya saat menghadiri pelantikan Ketua Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) di Gedung Heritage KESDM Jln. Medan Merdeka Selatan No. 18 Jakarta, Senin (11/4).
Dia menambahkan, bahwa poin fokus dari pembahasan adalah mengenai parameter keekonomian dan parameter waktu. PT Freeport menghitung nilai investasi hingga tahun 2041 dan hal ini menjadi poin penolakan dari pemerintah.
“Ya itu kan mereka, pemerintah punya pandangan lain lagi,” pungkas Gatot.
Sebagai informasi, PT Freeport telah mengirim surat penawaran Divestasi 10,64 persen saham Kepada Kementerian ESDM tertanggal Rabu, (13/1).
Dalam kalkulasinya, nilai 100 persen saham PT Freeport Indonesia diklaim mencapai USD16,2 atau setara Rp225,18 triliun dengan kurs Rp13,900. Dengan demikian, harga dari 10,64 persen saham sebesar USD1,7 miliar atau setara dengan Rp23,63 triliun.
Director and Executive Vice President Freeport Indonesia Clementino Lamury telah menjelaskan bahwasanya penawaran yang diajukan oleh Freeport berdasarkan perhitungan dengan memasukkan asumsi perpanjangan operasi yang akan didapat Freeport setelah 2021.
Selain itu, dia juga telah menghitung investasi yang telah dikeluarkan Freeport sebesar USD4,3 miliar untuk tambang bawah tanah (underground mining), serta rencana investasi yang akan dikeluarkan dari saat ini hingga berakhir kontrak pada 2021.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka