Praya, Lombok Tengah, aktual.com – Dokter Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Praya, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, dr Yhuda Permana mengimbau masyarakat untuk waspada terhadap penyakit pada musim pancaroba yang sering muncul penyakit tertentu seperti flu musiman (commond cold), demam berdarah, penyakit tifus dan diare.

“Penyakit pada peralihan dari musim kemarau ke hujan memang banyak terjadi saat ini,” katanya di Praya, Selasa (1/11).

Ia mengatakan, teori munculnya penyakit yang meluas karena pancaroba ini benar adanya, tetapi yang menjadi perhatian adalah bukan disebabkan karena musimnya, tetapi karena efek yang ditimbulkan akibat perubahan musim tersebut.

dr Yhuda yang merupakan Penanggung Jawab PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit ) RSUD Praya itu juga mengatakan, perubahan musim seperti pancaroba itu mengakibatkan perubahan temperatur lingkungan yang naik turun, hal ini mempengaruhi imunitas manusia. Sehingga diharapkan warga harus cepat beradaptasi terhadap perubahan itu.

“Imunitas yang tidak baik, tentu akan menyebabkan penyakit mudah masuk. Selain itu, naik turunnya suhu, apalagi sering lembab dan basah, membuat banyak virus bakteri dan jamur tumbuh dengan subur,” katanya.

Penyebab lainnya adalah faktor penyakit seperti nyamuk atau lalat menjadi berkembang biak semakin banyak, sehingga memungkinkan membawa mikroorganisme penyebab penyakit yang mudah ditularkan ke tubuh manusia. Sehingga warga diharapkan dapat menjaga kebersihan lingkungan dari sampah maupun genangan air.

“Warga kita harapkan tetap menjaga kebersihan lingkungan,” katanya.

Menurut dia penyakit yang meluas saat ini bisa jadi benar, tetapi perlu di adakan kajian yang baik, apakah penyakit yang akhir-akhir ini meluas di masyarakat berkaitan dengan peralihan musim ini atau ada penyebab lain seperti berita adanya varian COVID-19 yang baru, yang cepat sekali menular, yang dikenal dengan Sub Varian XBB, Karena gejala-gejala yang muncul secara umum mirip.

“Perlu dikaji gejala yang timbul di masyarakat. Protokol kesehatan harus tetap diterapkan untuk mencegah adanya klaster kasus COVID-19 baru,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Rizky Zulkarnain