Penata Kanselerai Muda di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba, dilaporkan meninggal dunia setelah menjadi korban penembakan di Lima pada Senin malam (1/9/2025) waktu setempat. ANTARA/HO-KBRI Lima/pri.

Jakarta, aktual.com – Seorang staf Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Lima, Peru, Zetro Leonardo Purba, meninggal dunia setelah menjadi korban penembakan. Insiden ini memicu sorotan dari Wakil Ketua Komisi I DPR RI, Anton Sukartono Suratto, yang menekankan perlunya evaluasi serius terhadap standar keamanan staf KBRI di luar negeri.

“Saya meminta Kementerian Luar Negeri tidak hanya memastikan investigasi transparan bersama otoritas setempat, tetapi juga melakukan evaluasi menyeluruh terhadap SOP keamanan dan kesejahteraan staf KBRI,” ujar Anton kepada wartawan, Rabu (2/9/2025).

Ia menegaskan bahwa perlindungan bagi setiap pegawai perwakilan diplomatik harus diperkuat agar kejadian serupa tidak terulang.

Anton menambahkan bahwa Kemenlu harus berkoordinasi erat dengan aparat keamanan Peru untuk mengusut tuntas kasus tersebut. Menurutnya, tragedi ini menjadi pengingat bahwa tugas diplomatik tidak jarang membawa risiko tinggi. “Sehingga saya menekankan pentingnya perlindungan maksimal bagi para staf KBRI yang bertugas di luar negeri,” tuturnya.

Lebih lanjut, Anton menilai bahwa peristiwa ini tidak bisa sekadar dipandang sebagai kasus kriminal biasa. Baginya, keselamatan setiap pegawai yang mengabdi pada negara harus menjadi prioritas utama. “Untuk mencegah kejadian yang sama terulang, serta meminimalisasi risiko yang dihadapi, saya mendorong agar Kemlu meninjau kembali skema tunjangan serta fasilitas perlindungan bagi para diplomat dan keluarganya sehingga mereka dapat menjalankan misi negara dengan rasa aman, terlindungi, dan bermartabat,” sambung Anton.

Ia juga mencontohkan bentuk perlindungan tambahan yang bisa diberikan. “Misalnya, penambahan asuransi khusus bagi seluruh personel yang ditempatkan di negara-negara dengan tingkat risiko tinggi. Asuransi ini harus mencakup tidak hanya nyawa, tetapi juga perlindungan terhadap ancaman perampokan, penculikan, dan kekerasan lainnya,” lanjutnya.

Berdasarkan informasi yang diterima, Zetro ditembak tiga kali oleh orang tak dikenal di wilayah Lince, Lima, hanya beberapa meter dari tempat tinggalnya. Ia sempat dievakuasi ke Klinik Javier Prado dalam kondisi kritis, namun nyawanya tidak tertolong.

Zetro, yang menjabat sebagai Penata Kanselerai Muda di KBRI Lima, saat itu sedang bersepeda bersama istrinya. Sang istri berhasil selamat dan kini berada di bawah perlindungan kepolisian setempat. Hingga kini, motif penembakan belum terungkap secara jelas.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain