Jakarta, Aktual.com – Bencana dahsyat yang meluluhlantakkan Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara bukan hanya merenggut lebih dari 800 nyawa, tetapi juga menghancurkan sendi-sendi kehidupan puluhan ribu petani. Di tengah situasi itu, keputusan Presiden Prabowo Subianto untuk menghapus Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani terdampak mendapat dukungan penuh dari DPR sebagai langkah cepat penyelamatan ekonomi rakyat.
“Ada kurang lebih 30.000 hektare sawah yang terdampak, dan 5.000 hektare mengalami gagal panen. Jika ditotal, kerugian pusonya saja mencapai Rp195 miliar,” papar Riyono Caping, Anggota Komisi IV DPR dari F-PKS, Senin (8/12/2025).
Kerusakan yang terjadi tidak hanya menimpa tanaman padi, tetapi juga jagung, kedelai, hingga berbagai komoditas hortikultura lainnya. Kondisi ini disebut membutuhkan pemetaan dan perencanaan ulang terhadap lahan produktif sebagai penyangga pangan di tiga provinsi tersebut.
Data lain yang disampaikan Sekda Sumbar pada 7 Desember 2025 mencatat kerusakan area persawahan meliputi: sawah terdampak 6.749 hektare, lahan terdampak 6.713 hektare, kebun terdampak 1.031 hektare, dan kolam ikan terdampak 10.486 unit.
“Catatan dan kerusakan yang terkena dampak harus dihitung dengan cermat agar betul-betul valid. Kementan dan Pemda harus terus meningkatkan pendataan demi perbaikan dan bantuan untuk para petani ke depan,” tambah Riyono.
Rencana Presiden Prabowo membebaskan KUR bagi petani di Aceh, Sumbar, dan Sumut dinilai sebagai langkah bijak dan penting, baik dalam aspek kemanusiaan maupun untuk meringankan beban ekonomi masyarakat tani.
“Petani harus diringankan bebannya. KUR yang akan dibebaskan oleh Presiden merupakan kebijakan cepat yang membantu para petani kita,” tutup Riyono Caping.
Artikel ini ditulis oleh:
Eka Permadhi

















