Jakarta, Aktual.com — Penurunan harga minyak dunia hingga berada pada kisaran USD28 per barel dipastikan berpengaruh pada postur APBN 2016, hal itu dikatakan oleh Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Satya Widya Yudha.
Menurut Satya, banyak investasi di sektor migas mengalami kerugian sehingga mengakibatkan terjadi pengurangan penerimaan negara dari sumber tersebut.
“Dalam kondisi sekarang sangat berpengaruh terhadap APBN, terjadi penurunan penerimaan negara dari setor migas,” katanya, Senin (22/2).
Terkait tuntutan masyarakat yang menginginkan adanya penurunan penyesuaian harga penjualan BBM, dia meminta masyarakat untuk menunggu dalam perhitungan per 3 bulan.
“Kalau itu sudah dibicarakan bahwa periodesasi kita melakukan evaluasi sudah ditetapkan per 3 bulan,” jelasnya.
Menurutnya perhitungan evaluasi per 3 bulan merupakan sistem yang sudah ideal untuk menghindari sikap reaktif terhadap pasar.
Dia mengatakan bahwa sikap reaktif terhadap pasar dapat mengancam perekonomian nasional, untuk itu Indonesia tidak menganut ekonomi pasar murni karena bertentangan dengan UUD pasal 33 yang tidak membolehkan pengelolaan sumberdaya alam diserahkan kepada pasar.
“Nanti kita kerepotan kalau reaktif ikut pasar, kita bukan ekonomi pasar murni karena kita dilarang dalam pasal 33 mengenai pengelolaan sumberdaya alam,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Arbie Marwan