Sehingga, kata dia, defisit yang terus membesar itulah yang berakibat pada jumlah hutang yang terus membesar sehingga akan menyulitkan terwujudnya keseimbangan primer yang positif.
“Dan kalau terus-menerus begitu, maka postur APBN akan tetap tidak sehat dan tidak kredibel. Sehingga, itu berarti pemerintah akan terus bergantung pada hutang,” paparnya.
Oleh karena itu, sambung dia, pemerintah tidak boleh terlena dengan rasio hutang yang disebut-sebut masih aman dibandingkan dengan negara-negara lain.
“Kalau dilihat dari trennya, rasio hutang cenderung mengalami kenaikan. Tahun 2014 sebesar 24,7 persen, tahun 2015 naik tajam ke 27,4 persen, lalu tahun 2016 menjadi 27,9 persen, tahun 2017 ada di angka 28,2 persen. Tahun 2018 diproyeksi bisa menyentuh angka 29 persen terhadap PDB,” pungkas politikus Gerindra tersebut.
Laporan: Novrizal Sikumbang
Artikel ini ditulis oleh:
Nebby