Jakarta, Aktual.co — Wakil Ketua Komisi VIII DPR Deding Ishak menyatakan, masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam melakukan usaha untuk mengurangi kerusakan (mitigasi) akibat bencana.
“Intinya peranan masyarakat dalam penanganan bencana itu sangat besar. Jadi kami ingin peran masyarakat ini dioptimalkan,” kata Deding Ishak seusai memimpin Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan sejumlah relawan tanggap bencana di DPR, Jakarta, Rabu (12/11).
Hal ini, kata dia, tidak hanya karena Indonesia berada di daerah rawan bencana (ring fire) melainkan perilaku masyarakat yang ramah kepada alam juga akan sangat mempengaruhi tingkat kerusakan dari bencana yang datang.
Menurut Deding, masyarakat harus senantiasa dididik agar paham dan akrab dengan bencana. Sosialisasi mengenai pentingnya pemahaman dalam mitigasi bencana harus senantiasa didengungkan kepada masyarakat.
Artinya, kata dia, jika tiba-tiba bencana datang maka mereka sudah tahu bagaimana caranya menyelamatkan diri.
“Saya bahkan ingin mengusulkan agar masalah mitigasi bencana ini masuk dalam kurikulum belajar anak-anak kita. Ini penting agar mereka paham dan selalu sadar bencana karena Indonesia memang terletak di kawasan rawan bencana alam,” ujar Deding yang merupakan anggota Fraksi Partai Golkar DPR ini.
Selain mendorong optimalisasi peran masyarakat, Deding juga menilai fungsi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) baik di pusat maupun di daerah harus lebih diperkuat. Selain membentuk Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di semua kota dan kabupaten di Tanah Air, peran badan penanggulangan bencana ini juga harus ditingkatkan dengan mendorong SDM yang mengerti betul tentang penanggulangan bencana.
“Jadi kita ingin BNPB ke depan diisi oleh orang-orang yang memang memahami tupoksinya (tujuan pokok dan fungsi),” ujarnya.
Dia juga menekankan pentingnya BNPB meningkatkan koordinasi dengan kementerian teknis terkait dan BPBD provinsi dan kabupaten- kota, baik mengenai perencanaan, pelaksanaan maupun evaluasi atas fungsi penanggulangan bencana yang dilakukan dengan basis peta bencana yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
Artikel ini ditulis oleh: