Anggota DPR Komisi I Fraksi Hanura Arief Suditomo (tengah), Analis Politik Intrans Andi Saiful Haq (kanan)dan Direktur Imparsial Al Araf (kiri), berbicara dalam diskusi "Pergantian Kepala BIN dan Membangun Intelijen Profesional", di Jakarta, Senin (5/9/2016). Mereka berpendapat pencalonan Wakapolri Komjen Polisi Budi Gunawan menggantikan Letjen (Purn) Sutiyoso, dinilai sebagai angin segar bagi BIN karena selain membuktikan TNI-Polri dapat harmonis dalam bekerja, juga akan ada perpaduan kecakapan yang saling mengisi antara Polisi dan TNI sehingga akan menjadikan BIN sebagai lembaga yang handal

Jakarta, Aktual.com-Calon Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) Budi Gunawan diminta untuk mewaspadai ancaman proxy war karena saat mungkin melemahkan negara. Masukan itu disampaikan oleh anggota Komisi I DPR Arif Suditomo menjelang fit and proper tes yang akan digelar Komisi I pekan ini.

“Proxy war justru melemahkan ekonomi pertahanan budaya kita sebagai bangsa, mungkin kita tidak sadar putera-puteri kita senang produk dan budaya asing. Artinya, pertahanan budaya kita jebol,” ujar Arif di Jakarta, Senin (5/9).

Menurut dia, BIN harus melakukan antisipasi terhadap proxy war. Pasalnya, budaya impor yang masuk ke Indonesia sudah menembus sebagian ekonomi bangsa.

“Ini menjadi misi BIN dimana proxy war harus kita lihat bersama,” jelas Politisi Hanura itu.

Arif menegaskan, proxy war merupakan hal yang harus diperangi bersama meskipun terorism‎e dan narkoba memang penting. Namun, jangan lupa ada perang yang tidak pakai senjata dan alutsista.

“Ini adalah bagian dari perang global,” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh: