Jakarta, Aktual.co — Ketua Komisi VIII DPR RI, Saleh Daulay dikatakan sangat tidak arif pernyataan Presiden Jokowi ketika menanggapi soal meninggalnya salah satu demonstran saat demo kenaikan BBM subsidi di Makassar.
Ketika itu, Jokowi menyebut bahwa tewasnya demonstran bukan urusannya melainkan urusan Polri. 
Pernyataan tidak arif Presiden itu ditiru oleh Yasona laoly.
“Menurut saya tidak arif, kalau presiden mengatakan hal seperti itu, nanti orang salah persepsi seolah-olah presiden menghindari hal-hal yang bersifat dapat menurunkan citranya,” kata dia kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (2/12).
Dikatakan politisi PAN itu, sebagai presiden merupakan kepala pemerintah dan negara, sehingga bertanggungjawab penuh dengan segala polemik dalam proses berbangsa dan bernegara.
Patutnya, sambung dia, presiden dapat menanggapi peristiwa itu dengan lebih arif.
“Seharusnya presiden bisa mengatakan bahwa kasus itu sedang ditangani dengan baik, dan nanti akan saya panggil kapolri, dan bila perlu dia meminta permohonan maaf oleh kepolisian,” ucap dia.
“Jadi kalau langsung mengatakan bahwa itu bukan tanggung jawab saya, besok-besok semua orang ataupun anggota DPR begitu ada masalah, bisa seperti itu (lepas tangan),” tandasnya.
Seperti diberitakan, pernyataan Jokowi di media massa terkait adanya korban dalam demonstrasi kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi di Makassar, beberapa hari lalu. 
Jokowi saat itu mengatakan, korban tewas di Makassar merupakan tanggungjawab aparat kepolisian dan TNI. “Itu sebenarnya urusan di kepolisian,” kata Jokowi di Istana Bogor, Jawa Barat Jumat pekan lalu. “Ada dari TNI yang melakukan tugas pembantuan,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang