Fadli pun mengingatkan bahwa runtutan aksi yang super besar terjadi di Ibu Kota yang dilakukan umat Islam khususnya, lantaran adanya sumbatan terhadap penegakan keadilan yang dirasakan publik secara umum.

“Coba mana pernah ada demo besar- besaran seperti 411- 212, itu kan karena ada sumbatan yang terganjal, sehingga keadilan yang tidam tersalurkan. Kalau ada rasa keadilan saya kira tidak akan ada demontrasi ini.”

“Saya melihat ada berbagai macam skenario dan rekayasa di dalam kasus Ahok ini. Harusnya kalau penista agama ya acuannya adalah MUI. MUI selama ini fatwanya dipake untuk itu. Kemudian dalam kasus lain seperti Ahmad Musadek dan lainnya itu dia menggunakan yang maksimal. Paling tidak itu 156a tapi yang sekarang kan diusahakan yang seminimal mungkin.”

Oleh karena itu, sambung Fadli, atas skenario untuk menyelamatkan satu orang penista agama, masyarakat melihat adanya keberpihakan itu. “Jadi masyarakat melihat ada keberpihakan dan berusaha melindungi Ahok sebagai penista agama. Harusnya berjalan biasa saja sejak awal. Kalau sejak awal itu hukum bisa ditegakkan seadil-adilnya pasti tidak ada demonstrasi.” [Novrizal Sikumbang]

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang
Wisnu