Jakarta, Aktual.com – Memasuki musim penghujan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah bersiap menghadapi banjir.  Salah satu persiapannya yakni dengan cara melakukan pengerukan lumpur di sejumlah kali di Jakarta.

Menanggapi hal itu, Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan, Hardiyanto Kenneth menilai penanggulangan banjir tidak cukup hanya dengan melakukan kegiatan pengerukan lumpur di sejumlah kali atau sungai saja, akan tetapi permasalahan saluran-saluran air di permukiman padat penduduk yang juga perlu menjadi perhatian.

“Dalam menanggulangi banjir tidak hanya dengan melakukan pengerukan lumpur semata, tetapi harus memahami permasalahan yang ada di daerah permukiman padat penduduk, karena di sana rata-rata tidak mempunyai saluran dan jikapun ada saluran, sangat tidak memadai dan tidak proporsional,” kata Kent sapaannya, Sabtu (2/10).  

Seperti diketahui bahwa Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan terlihat meninjau pengerukan Kali Krukut di Jalan Jenderal Sudirman, Kavling 34-35, Kelurahan Karet Tengsin, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pengerjaan tersebut meliputi pengerukan waduk, pembersihan gorong -gorong, pengerukan kali untuk memastikan bahwa sedimentasi lumpur bisa berkurang.

Kent sendiri meminta kepada Gubernur Anies Baswedan untuk lebih memperhatikan permasalahan banjir di wilayah-wilayah padat penduduk, karena permasalahan saluran-saluran air yang tidak memadai ini.

“Jadi saya harapkan jangan memperhatikan hanya dibagian makro saja, tetapi dibagian mikro juga harus menjadi prioritas. Permukiman padat penduduk harus diperhatikan dan di pikirkan solusinya, sebenarnya apa sih permasalahan yang selalu mengakibatkan banjir di sana?. Jadi kalau permasalahan banjir ini mau selesai, aspek permasalahan seperti ini juga harus diperhatikan,” tegas Kent.

Selain itu, Pemprov DKI, Pemprov Jabar dan Pemprov Banten bisa duduk bersama dan bekerja sama untuk berkoordinasi dalam mengoperasikan dan mengembangkan program penanggulangan banjir dan sistem infrastruktur di Jakarta.

“Sudah saatnya kita menunjukkan sikap mau bekerja sama, saling menunjukkan keterpaduan, baik antarlintas pemerintahan maupun antarsektoral, untuk menghadapi banjir secara bersama-sama. Berbagai komponen harus memiliki tekad dan komitmen yang sama untuk menyelesaikan permasalahan banjir ini,” tegas Kent.

Kent pun menceritakan bahwa setelah menindaklanjuti hasil reses di Jalan R. Anggun RT 09 RW 01 Kelurahan Kedoya Utara, Kecamatan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, warga mengeluhkan masalah banjir yang sudah puluhan tahun tidak pernah selesai. Sebagai wakil rakyat, Kent pun melakukan kunjungan ke lapangan dan menemukan banyak saluran air tidak layak.

“Setelah reses selesai, saya turun ke lapangan untuk mencari dan melihat apa sih sebenarnya penyebab banjir yang tak kunjung selesai di wilayah ini dan ternyata yang saya temukan adalah saluran air yang kecil dan tidak proporsional serta tidak ada saluran existing,” ungkap Kepala Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) DPD PDI Perjuangan Provinsi DKI Jakarta.

“Sehingga mengakibatkan air mampet dan tidak bisa mengalir dengan baik, serta juga banyaknya sampah dan limbah rumah tangga di saluran airnya. Bisa dibayangkan bahwa sudah saluran airnya kecil, tidak punya saluran existing yang baik, banyak sampah pula,” sambungnya. 

Oleh karena itu, Kent meminta kepada Dinas Sumber Daya Air untuk membuatkan saluran air baru yang proporsional dan sesuai dengan kebutuhan di wilayah tersebut, supaya permasalahan ini bisa segera selesai dan wilayah ini tidak akan kebanjiran lagi, kent  menemukan bahwa saluran air atau got dipermukiman padat penduduk rata-rata tidak memadai. 

“Seharusnya Gubernur Anies mempunyai program khusus yang konsen akan hal ini. Jadi kita tidak hanya bicara pengerukan lumpur di kali saja, tetapi juga saluran air di permukiman warga juga harus diperhatikan. Kemudian juga harus menggerakkan Lurah dan Camat setempat dalam menggalakkan sosialisasi terhadap masyarakat, supaya tidak membuang sampah sembarangan ke kali dan saluran air lagi. Karena percuma jika pada akhirnya telah dibuatkan saluran air baru yang bagus dan proporsional, tetapi masyarakat masih tidak mempunyai kesadaran untuk membuang sampah pada tempatnya. Mau di buat sebagus dan secanggih apapun saluran air atau gotnya, jika masih suka membuang sampah dan limbah rumah tangga di saluran air tersebut, lama-kelamaan juga pasti akan mampet kembali. Masyarakat harus mempunyai kesadaran bahwa saluran air yang dibangun tersebut adalah milik mereka juga dan harus di jaga dengan baik,” ketus Kent.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Andy Abdul Hamid