Jakarta, Aktual.co — Sebuah riset yang dilakukan IMF menunjukkan bahwa hubungan antara harga minyak dan harga makanan menunjukkan bahwa ada korelasi positip. Artinya ketika harga minyak naik, maka harga makanan juga naik, ketika harga minyak turun maka harga makanan juga turun. Pasalnya, yang terjadi di Indonesia, minyak berangsur turun, namun harga kebutuhan tetap naik.

“Keekonomian Indonesia ini perubahannya kurang gesit dibandingkan negara-negara lain. Perubahan harga minyak memang menjadi patokan dalam berbagai komoditas. Lambannya perubahan harga BBM bersubsidi terhadap fluktuasi harga minyak mentah dunia yang mungkin menjadi kunci pihak yang akan mengambil keuntungan tercepat dalam situasi ketidaktentuan harga minyak,” ujar Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Rovicky Dwi Putrohari di Jakarta, Senin (27/4).

Menurutnya, Variasi atau ketidak merataan keuntungan dan kerugian ini cukup menarik. Di Asia pun negara pengeksport minyak diperkirakan akan merugi karena nilai eksportnya berkurang. Tentunya ini mengurangi net pendapatan dari pengusahaan minyak.

“Paling tidak ada dua cara utama untuk supaya lebih “cekatan” dalam mengantisipasi perubahan dunia. Pertama diputuskan dengan tangan besi atau  cara kedua, menjadikan Indonesia sebagai bagian dari mekanisme pasar (liberalisasi),” pungkasnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka