Jakarta, Aktual.com– Makrifat merupakan salah satu Maqam (kedudukan) yang perlu dicapai seorang salik yang hakiki. Menurut ulama tasawuf, makrifat adalah ungkapan atas pengetahuan seorang hamba melalui mata batinnya. Dia mampu mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajiban dirinya.
Sebagaimana Imam al-Junaid mengatakan, “Makrifat adalah mengetahui, mana yang menjadi hakmu dan mana yang menjadi hak Allah SWT.”
Kemudian, makrifat terbagi menjadi dua macam:
Pertama, makrifat hakiki, yakni makrifat yang disyariatkan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits:
من عرف نفسه، فقد عرف ربّه
“Barangsiapa mengenal dirinya, maka ia mengenal Tuhannya,”
Selain itu, makrifat hakiki adalah makrifat yang menghimpun antara makrifat diri dengan makrifat Tuhan di atas kecintaan diri dari maqam ketunggalan dan gabungan yang merupakan puncak dari seluruh tujuan, akhir dari semua akhir. Makrifat sendiri dapat dicapai dengan memenuhi semua hak-hak dalam agama, yakni hak islam, hak iman dan hak ihsan.
Kedua, makrifat ‘iyaniyyah, yaitu makrifat yang diperoleh dari kesaksian seseorang atas perkara yang hak melalui tajalli yang tidak tentu dan tidak pasti, sehingga tajalli tersebut hanya diperoleh dari kesaksian semata.
Pengliatan tersebut merupakan makrifat yang tidak datang kepada keadaan tertentu. Di antara yang terkacup dalam makrifat ini adalah makrifat kepada Allah melalui setiap sifat yang menyifatinya.
Dia memiliki zahir setiap bentuk dan huruf, baik secara keseluruhan maupun terpisah, baik dalam hal banyak maupun sedikit, yang menerima kepada zat dari setiap keadaan hukum yang tampak melalui setiap asma-Nya.
Lebih lanjut, di antara tanda makrifat kepada Allah adalah datangnya rasa takut dan takzim kepada Allah. Sehingga semakin bertambah makrifat seseorang, semakin besar pula rasa takut dan takzimnya.
Semoga kita mampu mencapai maqam makrifat kepada Allah SWT.
Waallahu a’lam
(Rizky Zulkarnain)
Artikel ini ditulis oleh:
Arie Saputra