Jakarta, Aktual.co —Jelang pelantikannya sebagai Presiden RI tanggal 20 Oktober mendatang, Gubernur DKI Joko Widodo mengaku masih berhutang kepada warga Jakarta selama dua tahun menjabat sebagai gubernur DKI Jakarta.
“Utang masih banyak, banyak belum selesai,” ujar Jokowi di Balai Kota, Rabu, (15/10).
Hutang yang belum ‘terbayar’ itu, ujarnya, seperti dalam penanganan masalah banjir di Jakarta. Di mana pengerjaannya hanya beberapa waduk dan sungai saja. 
Begitu pula dengan masalah kemacetan, Jokowi mengaku masih belum bisa mengatasi sepenuhnya. Karena proyek yang digarap untuk upaya mengurangi kemacetan dengan membuat transportasi massal seperti MRT (monorail transportasion) dan LRT (light rapid transit) masih dalam tahap pembangunan.
“Kayak banjir baru dikerjakan beberapa waduk, sungai. Masalah kemacetan, tahun kemarin baru dimulai MRT-nya, monorel, light rapid transitnya. Masih banyak lah. Masalah kota itu tiap tahun bertambah dan berubah,” ujarnya, di Balaikota DKI, Rabu (15/10).
Namun dia mengakui kalau selama dua tahun ini pemerintahannya telah berusaha melaksanakan beberapa program yang dianggap sebagai pondasi bagi pemerintahan ke depan, meski belum sepenuhnya rampung. 
Seperti pembenahan sistem pelayanan, penyediaan rusun bagi warga miskin, serta pembenahan Pedagang Kaki Lima (PKL). 
Sedangkan ditemui terpisah, Wagub DKI Ahok mengakui saat ini masih membenahi persoalan relokasi warga Jakarta yang tinggal di tempat-tempat yang terlarang, serta mengejar pembangunan rusun. Dia juga menyinggung soal penanganan PKL.
Namun ditegaskannya, sistem pertama yang paling dasar dari dua tahun memimpin Jakarta ini adalah penerapan kesadaran bahwa pejabat haruslah bulan dilayani tapi melayani.
“Dan pejabat tidak terkukung oleh protokoler yang sangat kaku dan PNS semua tidak ada sistem kedekatan dalam melayani,” ujar Ahok di Balai Kota, Rabu (15/10).

Artikel ini ditulis oleh: