Israeli troops stand guard as the dead body of a Palestinian, who the Israeli military said attempted to ram his car into Israeli soldiers, lies on the ground under a plastic bag at a checkpoint in the West Bank village of Sae'er, near Hebron December 11, 2015. REUTERS/Mussa Qawasma TPX IMAGES OF THE DAY *** Local Caption *** Pasukan Israel berjaga saat mayat warga Palestina, yang menurut militer Israel mencoba menabrakkan mobilnya ke prajurit Israel, tergeletak di tanah tertutup kantong plastik di pos pemeriksaan desa Tepi Barat di Sae'er, dekat Hebron, Jumat (11/12). ANTARAFOTO/REUTERS/Mussa Qawasma/cfo/15

Qalandiya, Aktual.com – Bentrokan terjadi pada Rabu (16/12), saat tentara Israel menyerbu kampung pengungsi dekat Ramallah dan menembak mati dua warga Palestina, yang berusaha menabrakkan mobil ke pasukan itu.

Militer Israel mengatakan tiga tentara terluka, namun menyatakan mereka menyelidiki apakah luka tersebut akibat peluru nyasar, yang ditembakkan pasukan lain.

Empat warga Palestina terluka, di samping dua yang tewas di kampung pengungsi Qalandiya di Tepi Barat, di dekat tempat pemeriksaan di jalan masuk Yerusalem, kata kementerian kesehatan Palestina.

“Pada malam ini, saat dilakukan gerakan untuk menangkap warga Palestina, yang dicari, dan untuk menyita persenjataan di kampung pelatihan Qalandiya, dua usaha penabrakan mobil dilakukan terhadap pasukan keamanan di dua bagian kampung berbeda,” kata militer Israel, seperti diberitakan AFP.

Kementerian kesehatan Palestina mengkonfirmasi kematian dua warga Palestina itu bernama Ahmad Jahajha (21), dan Hekmat Hamdan, yang tidak diketahui usianya.

Saksi mengatakan bentrokan itu terjadi saat penggerebekan dan terjadi selama beberapa jam.

Dua mobil kemudian terlihat dengan sejumlah besar lubang tembakan di kampung itu.

Penggerebekan itu dilakukan di tengah penusukan, penembakan dan penabrakan mobil, yang hampir setiap hari dan dilakukan warga Palestina dan berbentrokan dengan tentara Israel sejak 1 Oktober.

Kekerasan itu telah menewaskan 119 warga Palestina, 17 warga Israel, seorang warga Amerika dan Eritrea.

Banyak warga Palestina yang terbunuh merupakan para penyerang, sementara lainnya tertembak mati oleh pasukan keamanan Israel saat bentrokan.

Warga Palestina muda tumbuh dengan putus asa akibat penjajahan Israel dan kurang kemajuan usaha perdamaian sebagai tambahan kepemimpinan mereka, yang tidak berjalan mulus.

Pada bulan lalu di Qalandiya, pasukan Israel menembak mati dua warga Palestina saat bentrokan besar terjadi saat sebuah operasi untuk menghancurkan rumah seseorang yang diduga sebagai penyerang, sebagai bagian dari serangkaian penghancuran untuk menimbulkan efek jera.

Kampung Qalandiya didirikan pada 1949 akibat pembentukan Israel dan tumbuh menjadi kota padat penduduk dengan 11.000 jumlah pengungsi terdaftar.

Pada Selasa (15/12), kantor Hak Asasi Manusia PBB mengutarakan kekhawatiran yang mendalam atas gelombang serangan warga Palestina terhadap warga Israel yang tidak dapat diterima, namun juga mengkritik pihak berwenang Israel yang dilaporkan melakukan penggunaan kekuatan yang berlebih untuk menanggapi serangan itu.

“Kami terus khawatir terhadap kekerasan yang tidak henti-hentinya di wilayah Palestina yang diduduki Israel,” kata juru bicara kantor hak asasi manusia PBB Cecile Pouilly kepada media.

“Kami meminta kedua belah pemimpin Israel dan Palestina untuk bertindak secara meyakinkan untuk menurunkan situasi,” tambahnya.

Pouilly memperingatkan bahwa meskipun perhatian internasional tampak memudar, terjadinya pembunuhan dan penangkapan masih berlanjut dengan rata-rata satu orang sekarat setiap hari.

Artikel ini ditulis oleh: