Tindakan tersebut dilakukan oleh Israel, setelah dua polisinya ditembak mati oleh tiga pelaku bersenjata keturunan Arab-Israel pada Jumat pekan lalu, di dekat lokasi itu.
Penerapan aturan keamanan baru tersebut, telah memicu serentetan kekerasan terburuk antara Israel-Palestina selama beberapa tahun belakangan. Yordania telah menyerukan agar pelacak logam itu dibongkar dan ribuan rakyat Yordania berunjuk rasa, memrotes tindakan Israel tersebut.
Polisi Yordania mengatakan bahwa setelah insiden penembakan pada Minggu itu, mereka akan menutup kawasan kedutaan, dan mengerahkan puluhan kekuatan pasukan anti-terorisme.
“Kami sudah memulai proses penyelidikan skala besar terkait kejadian itu, dan memerintahkan jaksa agung untuk melihat semua rincian,” kata polisi dalam pernyataan seperti yang dilansir Reuters, Senin (24/7).
Penyelidikan awal menyatakan bahwa kedua pria Yordania itu, memasuki kawasan kedutaan Israel sebagai pekerja, kata pernyataan tersebut. Sekitar tujuh juta warga Yordania berasal dari Palestina. Mereka atau orangtua mereka diusir atau melarikan diri ke Yordania dalam pertempuran yang menyertai pembentukan Israel pada 1948.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu
















