Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi (tengah) saat berdialog dengan para UPT Pertanian di Lampung, Selasa (22/12). Foto: Aktual/Hilmi
Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Harvick Hasnul Qolbi (tengah) saat berdialog dengan para UPT Pertanian di Lampung, Selasa (22/12). Foto: Aktual/Hilmi

Lampung, Aktual.com – Usai menghadiri pembukaan Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) ke-34, Wakil Menteri Pertanian, Harvick Hasnul Qolbi berkesempatan menemui sejumlah Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Pertanian (Kementan) di Kota Bandar Lampung, Provinsi Lampung, Rabu (22/12) sore.

Dalam kegiatan yang bertajuk Obrolan Santai itu, Wamentan tampak mendengarkan sejumlah aspirasi sekaligus berdialog dengan beberapa UPT di Provinsi Lampung, antara lain Kepala Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung Jekvy Hendra, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung Muhammad Jumadh, Kepala Balai Veteriner Lampung Hasan Abdullah Sanyat, dan Koordinator Widyaiswara Balai Besar Pelatihan Pertanian (BBPP) Pradoto Hutomo.

“Selain hadir Muktamar NU, saya menyempatkan hadir di keluarga besar kami untuk melihat situasi secara langsung di Lampung. Ada beberapa UPT disini,” kata Bendahara PBNU ini saat mengawali sesi Obrolan Santai tersebut.

Wamentan Harvick menegaskan bahwa kinerja Kementerian Pertanian dengan seluruh UPT untuk membantu masyarakat dalam penyediaan pangan. Pasalnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian mampu menyerap tenaga kerja sebanyak hampir 30 persen.

Ia mengungkapan sepanjang tahun 2020, jumlah pekerja di sektor pangan tumbuh sekitar 2 persen. Bahkan ada sekitar 3 juta petani baru selama masa pandemi. Namun, Wamentan meminta agar pertumbuhan ini tidak hanya sekedar tren semata.

“Kita kerja ini supaya masyarakat terbantukan, apalagi jangan cuma jadi tren saja soal pertanian ini, gara-gara kehilangan lapangan kerja di sektor lain, terus semua jadi petani,” ujarnya.

Di sisi lain, Harvick menjelaskan bahwa Kementerian Pertanian berfokus untuk menggenjot produksi pangan. Sebab saat ini, kementeriannya tengah menargetkan tiga kali ekspor komoditas pangan pada tahun 2024.

Namun, pria berdarah Minang ini memastikan soal penjualan produk pangan dapat dibantu oleh para Atase Pertanian di luar negeri untuk menjajaki pasar global.

“Saya ingin sampaikan bahwa kita di (Kementerian) pertanian, konsentrasi kita produksi dulu. Soal nanti bagaimana penjualannya, kita punya Atase Pertanian, kita bisa tugaskan mereka,” tuturnya.

“Artinya dengan cara itu, cita-cita kita menjadi negara prodak pangan terbesar di dunia bisa tercapai,” tambah Wamentan.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandar Lampung Muhammad Jumadh turut menyampaikan pencapaian ekspor pangan di Provinsi Lampung yang cukup baik. Pasalnya, dalam program Kementan terkait dengan tiga kali lipat ekspor sepanjang 2019-2024 sudah separuhnya terealisasi.

Menurut Jumadh, pada tahun 2020 saja, total ekspor di Lampung mencapai Rp10 triliun lebih. Jumlah ini tumbuh menjadi Rp14 triliun hingga November 2021.

“Untuk Lampung targetnya Alhamdulillah ini sudah tahun ke-2 di angka hampir 50 persen. Sehingga dalam 2 tahun ini jumlahnya 1 setengah kali lipat dan insyaAllah target 3 kali lipat akan tercapai,” ungkapnya kepada Wamentan Harvick.

Selain itu, untuk mendorong eksportir baru, dirinya memberikan bimbingan teknis (bimtek) kepada para petani milenial. Bimtek itu juga menjadi sarana untuk mengubah mainset masyarakat yang akan menjadi eksportir dengan menggunakan digital marketing.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: A. Hilmi