Karyawan memperlihatkan uang pecahan dolar Amerika Serikat di gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Selasa (4/9/2018). Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS melemah menjadi Rp14.940 per dolar AS pada perdagangan hari ini. Indonesia punya sejarah pahit mengenai krisis moneter, yaitu yang terjadi 20 tahun silam, tepatnya pada 1998. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail memprediksi nilai tukar rupiah pada Kamis akan bergerak menguat pasca-kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya.

“Rupiah kemungkinan menguat hari ini setelah ditahannya tingkat suku bunga AS tersebut,” ujar Ahmad di Jakarta, Kamis (31/1).

Menurut dia, dolar kemungkinan bergerak melemah terhadap hampir seluruh mata uang utama dunia lainya setelah tingkat suku bunga acuan Fed atau Fed Fund Rate bertahan pada angka 2,25-2,5 persen tadi malam (30/1).

Pidato Gubernur Fed Jerome Powell yang menyatakan bahwa Fed akan lebih bersabar dalam menaikan tingkat suku bunga tahun ini, akibat proyeksi pertumbuhan ekonomi AS yang kurang bagus menyusul berbagai ketidakpastian yang terjadi di dalam negeri maupun luar negeri AS.

Kebijakan tersebut, selain mendorong pelemahan dolar juga menekan imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS atau US Treasury Bills yang turun empat basis poin kemarin.

Artikel ini ditulis oleh: