Ekonom Samuel Aset Manajemen, Lana Soelistianingsih mengatakan adanya indikasi perlambatan kegiatan usaha pada bulan Agustus 2019 dapat menjadi salah satu faktor yang dapat menahan apresiasi rupiah lebih tinggi.

Ia mengemukakan uang beredar pada Agustus 2019 tumbuh 7,3 persen (year on year/yoy), melambat dibandingkan Juli yang tumbuh 7,8 persen yoy. Perlambatan itu karena melambatnya aset domestik neto yang komponen terbesarnya kredit perbankan. Penyaluran kredit melambat menjadi 8,6 persen yoy dari 9,7 persen yoy pada Juli.

“Perlambatan ini terutama berasal dari kredit modal kerja korporasi non finansial. Kondisi yang sama juga terlihat pada DPK Korporasi non finansial yang juag melambat,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh: