Kepala Riset Valbury Asia Future Lukman Leong menambahkan apresiasi rupiah juga sedikit terbantu oleh data tenaga kerja AS yang di bawah ekspektasi yang akhirnya memicu tekanan terhadap dolar AS di pasar global.
Berdasarkan Automatic Data Processing (ADP), jumlah tenaga kerja di sektor swasta di Amerika Serikat di bulan September sebanyak 135.000, pertumbuhan itu sedikit lebih buruk dari estimasi pasar untuk kenaikan 140.000.
Kendati demikian, menurut dia, apresiasi rupiah juga relatif tertahan menyusul keyakinan The Fed bahwa ekonomi AS masih cukup baik.
“Keyakinan The Fed itu mengindikasikan tidak akan menurunkan suku bunga lebih lanjut pada tahun ini,” kata Lukman Leong.
Pergerakan rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis pagi pukul 10.00 WIB bergerak menguat sebesar enam poin atau 0,04 persen menjadi Rp14.189 per dolar AS dibanding posisi sebelumnya Rp14.195 per dolar AS.
Artikel ini ditulis oleh: