Jakarta, Aktual.co — Mantan Perdana Menteri Australia Gough Whitlam, salah satu tokoh yang paling dihormati dan membawa perubahan besar di Australia dikabarkan meninggal pada usia 98 tahun.
“Ayah kami, Gough Whitlam meninggal dunia pagi ini pada usia 98 tahun,” menurut keterangan anak-anaknya Antony, Nicholas, Stephen dan Catherine dalam keterangan tertulis.
Perdana Menteri Australia Tony Abbott menjuluki sang pendukung buruh ini sebagai seorang “Raksasa pada masanya” dan menginstruksikan masyarakat untuk menaikkan bendera setengah tiang demi menghormati mendiang Whitlam.
“Dia adalah orang yang menyatukan Partai Buruh di Australia dan nampaknya Whitlam adalah orang yang sangat menakjubkan, ujar Abbott.
Pihak keluarga mengatakan bahwa akan ada kremasi pribadi dan upacara peringatan untuk publik.
Whitlam yang dikenal flamboyan semasa hidupnya tetap menjadi salah satu tokoh yang paling menonjol di Australia meskipun pernah dipecat sebagai perdana menteri, merupakan sebuah batu loncatan bagi sejarah politik bangsa.
Whitlam pernah memimpin Partai Buruh meraih kemenangan pertama dalam 23 tahun pada pemilihan Desember 1972 sebelum dipecat pada tahun 1975 oleh Gubernur Jenderal Sir John Kerr, yang merupakan perwakilan Ratu kerajaan Inggris.
Pemecatannya dipicu oleh penolakan oleh majelis tinggi parlemen, di mana Partai Buruh bukanlah mayoritas, untuk meloloskan sebuah RUU anggaran sampai pemerintah setuju untuk menyerukan pemilihan umum.
Untuk mengakhiri kebuntuan, Kerr mengambil langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, memecat Whitlam sebagai Perdana Menteri menjabat dan mengangkat pemimpin oposisi Malcolm Fraser sebagai perdana menteri sementara.
Meskipun hanya berkuasa selama tiga tahun yang penuh gejolak, Whitlam berhasil menggulirkan reformasi yang menyatukan masalah ekonomi dan budaya bangsa, memperkuat posisinya sebagai salah satu pemimpin yang paling dihormati di Australia.
Whitlam juga orang yang menhapuskan wajib militer, memperkenalkan pendidikan universitas gratis, mengakui faham komunis Tiongkok, menarik pasukan dari Vietnam, menghapuskan hukuman mati untuk kejahatan federal dan mengurangi usia pemilih menjadi 18.
Sang raksasa partai buruh ini juga merupakan pemimpin Australia pertama yang mengunjungi Tiongkok.
Bangsa kehilangan seorang legenda Abbott juga memuji jasa Whitlam semasa hidupnya kepada negara seperti manjadi anggota angkatan udara selama Perang Dunia II, sebagai politisi dan duta besar.
“Dalam partainya sendiri, ia menginspirasi banyak orang-orang muda untuk terlibat dalam kehidupan publik,” kata Abbott.
“Dia menjalin hubungan diplomatik dengan China dan Perdana Menteri Australia pertama yang mengunjungi Tiongkok. Tiongkok adalah mitra dagang terbesar kami. Itu adalah warisan abadi,” tambah Abbott.
Dia juga mengakui pentingnya mendiang istri Whitlam, Margaret, yang meninggal pada tahun 2012, untuk kontribusinya selama mendampingi suaminya.
“Margaret Whitlam adalah cahaya bagi wanita pada generasinya. Bersama-sama mereka membuat perbedaan untuk negara kita,” ujar Abbot.
Mantan Perdana Menteri dari partai buruh Julia Gillard menggambarkan Whitlam sebagai seorang pemimpin besar.
“Warisan Whitlam masih tersisa pada universitas-universitas Australia, sistemnya kesehatan, hukum keluarga nya, hubungannya dengan Tiongkok dan masyarakat multikultural,” katanya dalam sebuah blog untuk The Guardian Australia.
“Saya menghormati Gough sebagai pria dengan keberanian politik tertinggi. Sebuah raksasa di jamannya. Dia benar-benar siap untuk berkomitmen dan melihat apa yang terjadi. Dia mengubah Australia dan kita berhutang pada jasanya,” Pemimpin Partai Buruh Bill Shorten juga mengatakan bahwa partai tersebut telah kehilangan seorang legenda.
“Gough Whitlam mendefinisikan ulang negara kita dan dengan berbuat demikian ia mengubah kehidupan sebuah generasi. Visinya, ambisinya, menawarkan Australia sesuatu yang baru. Negara kita berubah lebih baik atas jasanya.”