Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono
Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono

Jakarta, Aktual.com – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini sedang membuka akses pasar alternatif untuk komoditas udang Indonesia di sejumlah negara, baik di kawasan Asia, Afrika maupun Eropa.

“Termasuk juga Timur Tengah, Eropa Timur, Afrika Selatan, tentu penguatan akses pasar udang global dalam rangka membuka pasar non tradisional yang potensial ini penting,” ujar Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono dalam keterangannya di Jakarta, Senin (22/1).

Trenggono juga menyoroti potensi pasar udang di China sebagai salah satu pasar alternatif yang menjanjikan.

Hal ini merujuk pada pertumbuhan signifikan pasar udang China yang mencapai 49 persen per tahun selama lima tahun terakhir (2018-2022), mencapai 6,3 miliar dolar AS pada tahun 2022. Sementara share Indonesia masih sangat kecil, yaitu baru 1,8 persen pada tahun tersebut.

Dalam upaya membuka akses pasar alternatif tersebut, Trenggono mendorong konsolidasi dan partisipasi aktif dari para pelaku industri udang, termasuk petambak, pemasok, pengolah, asosiasi udang, APRINDO, PPJI, PHRI, dan Horeka. Kerjasama dengan pelaku usaha dianggap kunci untuk meningkatkan daya serap pasar domestik.

“Tentu sinergi dengan pelaku usaha sangat penting, dan kami sangat senang dengan optimisme pelaku usaha udang terhadap komoditas ini. Jangan lupa juga inovasi produk udang ready to cook (siap masak) dan ready to eat (siap makan) untuk menjawab kebutuhan dan tren pasar”, ujarnya.

Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP), Budi Sulistiyo, mengungkapkan bahwa pihaknya sedang melakukan analisis pasar udang secara global maupun domestik. Hasil analisis ini akan disampaikan secara berkala kepada pelaku usaha sebagai panduan strategis.

“Seperti yang pak Menteri sampaikan bahwa sinergi dan kolaborasi penguatan udang sangat penting mengingat tingginya potensi komoditas ini,” kata Budi.

Tidak hanya itu, KKP juga mendorong para eksportir udang untuk menggali peluang pasar di luar Amerika Serikat, sekaligus menjalani langkah-langkah untuk mengatasi masalah tuduhan anti dumping dan countervailing duties (CVD).

Sebelumnya, pada 25 Oktober 2023, KKP telah menanggapi petisi anti dumping dan CVD terhadap ekspor udang beku Indonesia ke pasar Amerika Serikat yang diajukan oleh American Shrimp Processors Association (ASPA). Langkah-langkah strategis telah dipersiapkan, dan saat ini pemerintah tengah berupaya menyelesaikan permasalahan ini.

Berdasarkan Sunset Reviews 2022, sampai saat ini terdapat 4 negara yang masih dikenai Bea Masuk Anti Dumping, yaitu China dengan bea maksimum sampai dengan 112,81 persen, India sampai dengan 110,9 persen, Thailand sampai dengan 5,34 persen, dan Vietnam sampai dengan 25,76 persen.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Sandi Setyawan

Tinggalkan Balasan