“Hasil survei akan menjadi salah satu referensi partai dalam mengambil keputusan,” ujarnya.

Saat ini, lanjutnya seluruh kader PKS diberi kesempatan untuk melakukan pendekatan politik baik di internal maupun eksternal partai. Mereka juga melakukan pendekatan dengan masyarakat dengan berbagai strategi.

“Siapapun yang menjadi calon wali kota atau wakil wali kota adalah figur yang dekat dengan masyarakat dan mampu memajukan Tanjungpinang, mensejahterakan masyarakat,” katanya.

Alfin mengemukakan PKS harus berkoalisi dengan partai lainnya untuk menjadi peserta Pilkada Tanjungpinang, karena jumlah kursi yang diperoleh pada Pemilu 2014 hanya tiga. PKS membutuhkan minimal tiga kursi untuk menjadi peserta pilkada.

Saat ini, kata dia ada sejumlah pengurus partai politik yang melakukan komunikasi politik dengan pengurus PKS. Namun belum ada komitmen yang dibangun, karena penyelenggaraan pilkada masih cukup lama.

PKS mempertimbangkan sejumlah hal dalam berkoalisi, salah satunya kesamaan visi dan misi.

“Masih terlalu pagi untuk membangun komitmen,” katanya.

Alfi menegaskan PKS tidak ingin terjebak dalam satu momentum dalam menghadapi pilkada, karena tahun 2019 sudah dihadapkan pemilu. Artinya, pilkada harus memberi dampak positif pada pemilu.

“Kami ingin jumlah kursi yang diperoleh pada pemilu meningkat. Kami tidak ingin kehilangan momentum,” katanya. (Ant)

Artikel ini ditulis oleh:

Antara