Bengkulu, Aktual.com – Sebanyak enam orang aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bengkulu, terpaksa dilarikan ke dua rumah sakit untuk mendapat perawatan pascaunjukrasa yang berakhir bentrok dengan aparat kepolisian di depan Sekretariat DPRD Provinsi Bengkulu, Selasa (18/9).

“Ada enam kader yang harus mendapat perawatan dari medis karena mengalami luka-luka cukup serius, di mana tiga orang perempuan dan tiga orang laki-laki,” kata Alumni HMI Bengkulu, Atma Yuda di Bengkulu, Selasa, malam.

Ia mengatakan, sebagian besar mahasiswa terluka setelah terjadi baku fisik dengan aparat kepolisian yang menghalangi aksi mereka untuk memasuki gedung DPRD Provinsi Bengkulu.

Pantauan di lokasi demo, awalnya aksi berjalan tertib di mana mahasiswa menyuarakan tuntutan antara lain mendesak pemerintah segera melakukan perbaikan di bidang ekonomi dan menanggulangi anjloknya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika.

Saat aksi mahasiswa berlangsung di luar gedung, di dalam gedung DPRD sedang berlangsung rapat paripurna pengambilan keputusan atas Raperda tentang APBD Perubahan tahun anggaran 2018. Para mahasiswa pun mulai memaksa masuk ke gedung DPRD, namun dihalangi oleh barisan aparat kepolisian. Aksi saling dorong tidak terhindarkan hingga pecah kericuhan.

Tidak jelas awal mula terjadinya baku fisik, namun para mahasiswa terlihat melempar ke arah petugas menggunakan batu dan dibalas dengan tembakan gas air mata serta menyemprotkan air ke arah mahasiswa.

Peristiwa ini membuat delapan anggota polisi terluka dan enam mahasiswa terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Sementara 24 orang mahasiswa yang dinilai bertanggungjawab atas kericuhan pun dibawa ke Mapolda Bengkulu untuk dimintai ketarangan.

Atas kondisi ini, para alumni HMI mengeluarkan pernyataan bersama yaitu mengutuk keras sikap arogan aparat keamanan, di mana sikap tersebut dinilai pelanggaran hak menyampaikan pendapat di muka umum.

Para alumni juga mendesak Kapolda Bengkulu untuk membebaskan peserta aksi yang diamankan, baik yang berada di Polres maupun Polda Bengkulu dan bertanggungjawab atas seluruh biaya pengobatan pengunjukrasa yang terluka.

“Kami juga meminta Kapolri mencopot Kapolda Bengkulu yang bertanggungjawab atas peristiwa ini,” kata Atma Yuda.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: