Presiden Turki Tayyip Erdogan

Istanbul, Aktual.com – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, kembali menyampaikan pendirian tegasnya terhadap terorisme, dan berikrar akan mengusir pelaku teror dari tanah airnya.

Ketika berbicara dalam upacara peresmian Taman Nasional 15 Juli di Kabupaten Esenler, Istanbul, Erdogan berkata, “Kami selalu berada di dalam ingatan teroris. Kami akan mengubur mereka (teroris) di parit yang mereka gali dan akan terus melakukan itu.” Turki melakukan operasi anti-teror di dalam negeri tersebut dan Irak Utara untuk “menetralkan” petempur PKK.

Operasi anti-teror tersebut, yang ditujukan kepada Organisasi Teror Fetullah (FETO) –kelompok yang dikatakan berada di belakang upaya kudeta 15 Juli 2016, sehingga menewaskan 251 orang dan melukai hampir 2.200– juga berlangsung terus di seluruh negeri itu.

Ankara menuduh FETO berada di belakang kegiatan yang berlangsung lama untuk menggulingkan negara melalui penyusupan ke dalam lembaga Pemerintah Turki, terutama militer, polisi dan kehakiman.

Selama pidatonya, Erdogan juga memperingatkan pemimpin kubu oposisi Partai Rakyat Republik Kemal Kilicdaroglu agar tidak mengundang orang untuk menyelenggarakan demonstrasi serupa dengan protes Taman Gezi 2013.

“Saudara Kemal, anda tak bisa membuat setiap orang ikut dalam protes. Biar saya beritahu anda sesuatu: Ini bukan Paris dan juga bukan Belanda,” kata Erdogan, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu, Senin (17/12).

Pada musim panas 2013, satu demonstrasi yang relatif kecil di Taman Gezi, Istanbul, berkembang menjadi gelombang protes di seluruh Turki untuk menentang pemerintah, yang menewaskan delapan pemrotes dan seorang polisi.

Sejak 17 November, ribuan pemrotes dengan mengenakan rompi kuning –yang dijuluki Rompi Kuning– telah berkumpul di berbagai kota besar Prancis, termasuk Ibu Kotanya, Paris, untuk memprotes pajak kontroversial bahan bakar Presiden Emmanuel Macron dan memburuknya situasi ekonomi.

Selama demonstrasi, empat orang telah tewas dan lebih dari seribu orang lagi cedera.

Selain itu, di Belanda, pemrotes Rompi Kuning juga turun ke jalan pada Sabtu untuk menggelar protes di 16 kota besar, termasuk Ibu Kotanya, Amsterdam, Den Haag dan Rotterdam, berdasarkan seruan yang dikeluarkan di media sosial oleh kelompok sayap-kanan.

Mereka memprotes kebijakan pemerintah mengenai usia pensiun, layanan pendidikan dan kesehatan yang mahal serta masalah migrasi.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: