Jakarta, Aktual.com- Kementerian ESDM melaporkan perkembangan proyek pembangunan pembangkit listrik 35.000 MW banyak menemukan kendala, proyek yang menjadi program prioritas perintah itu hingga September 2016 hanya mencapai 164 MW COD (Commercial Operation Date) atau sekitar 1 persen.
Kemudian yang sedang melakukan tahap konstruksi sebesar 8687 MW dan yang dalam kondisi kontrak namun belum dibangun sebesar 8641 MW sedangkan sisanya masih dalam tahap pengadaan atau penawaran sebesar 1481 MW.
“Sampai dengan September 2016, yang COD 164 MW, kurang lebih 1 persen. Yang sedang konstruksi 8687 MW. Yang kontrak dan belum kontruksi sebesar 8641 MW dan sisanya dalam tahap pengadaan sebanyak 1481 MW,” tutur Direktur Pembinaan Program Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Alihuddin Sitompul saat rapat dengan Komisi VII DPR, Kamis (13/10).
Kemudian Alihuddin menjelaskan diantara kendala yang dihadapi dalam proyek ini yaitu permasalahan pembebasan lahan dan termasuk negosiasi harga, proses penawaran proyek yang lambat dan progres pembangunan yang tidak progresif.
Selain itu, terdapat juga 34 pembangunan pembangkit yang mangkrak dengan rincian 24 proyek dalam kondisi terlambat dan 10 proyek yang terlambat COD. Untuk mengatasi hal ini, pihaknya mengaku telah melakukan koordinasi dengan BPKP untuk melakukan evaluasi yang akan telah ditindaklanjuti PLN dengan menggandeng konsultan.
“Progres pembangkit yang mangkrak telah dilakukan rapat terbatas dengan Presiden dan telah diitruksikan kepada BPKP untuk melakukan evaluasi. Hasil evaluasi itu terdapat 34 pembangkit yang mengalami kendala, dengan rincian 24 proyek mengalami keterlambatan dan 10 proyek terlambat COD nya. ESDM telah melakukan koordinasi dengan BPK dan PLN. Hasil rapat tersebut akan dilakukan evaluasi dengan konsultan,” pungkasnya.
(Laporan: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka