Harga Minyak Dunia (Aktual/Ilst)
Harga Minyak Dunia (Aktual/Ilst)

Jakarta, Aktual.com – Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian ESDM, Sujatmiko menyampaikan bahwa Peraturan Menteri (Permen) tentang perubahan acuan penetapan harga minyak (Indonesia Crude Price/ICP) siap diterbitkan akhir bulan ini.

Menurutnya perubahan ICP tersebut akan sangat berperan dalam peningkatan akuntabilitas serta mampu menyeimbangkan akurasi perkiraan acuan harga minyak.

“Jadi perubahan ICP itu menyesuaikan dengan karakter spesifikasi minyak kita sehingga lebih mendekatkan perkembangan harga minyak dan ini mampu meningkatkan akuntabilitas. Mudah-mudahan akhir bulan ini Permennya terbit,” kata Sujatmiko di Jakarta, Rabu (13/7).

Senada dengan pernyataan Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, I Gusti Nyoman Wiratmadja yang sebelumnya juga menjanjikan perubahan ICP akan diberlakukan pada akhir bulan ini.

Dia menjelaskan lambatnya kebijakan ini karena faktor adanya libur hari raya Idul Fitri, namun dia mengaku telah menyerahkan sebanyak tiga opsi kepada Menteri ESDM, Sudirman Said untuk dipilih sebagai bentuk keputusan.

“Sabar ya, kan berlaku diakhir bulan. Tunggu pak Menteri pagi ini, nanti ngobrol di migas soal ICP, saya sudah lapor 3 opsi ke pak Menteri, nanti pak Menteri yang pilih, tapi kan lebaran dulu. Kita fokus ke lebaran dulu kemarin,” kata Wirat.

Seperti diketahui upaya pergantian formula ICP ini karena pemerintah merasa penggunaan referensi rim dan plats yang dilakukan selama ini, sudah tidak sesuai dengan pekembangan  harga minyak dunia yang terus mengalami fluktuasi secara cepat.

“Kita adjust gitu. Selama ini kita tergantung referensi rim sama plats. Sekarang lebih banyak mengacu ke Brent. Kita lihat juga attachmentnya ke Brent dan WTI” ujar Wirat.

Pergantian patokan ICP nantinya diharpkan agar menemukan patokan harga  yang lebih realistis dengan kondisi harga minyak sekarang, serta meningkatkan daya tarik minyak Indonesia di pasaran.

“Jadi jangan sampai harga kita terlalu murah atau terlalu mahal. Kalau terlalu murah kita rugi, kalau rerlalu mahal enggak ada yang beli” tambah Wirat.

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Andy Abdul Hamid