“Nah sebelum impor, artinya kita akan lakukan pembangunan infrastruktur gas dulu. Ini harus dikaji dulu, di wilayah mana kita akan menyerap impor, artinya kita akan mengkaji membangun regastifikasi unitnya, kemudia pipanya,” tambah dia.

Lalu hal lain yang saling keterkaitan, yakni pembangunan infrastruktur itu harus dibarengi dengan pengembangan kendaraan berbahan bakar gas.

“Kita tanya kepada produsen kendaraan, apakah mereka bersedia mengembangkan kedaraan berbahan bakar gas? kemudian mereka bertanya balik, apakah tersedia gasnya setelah kendaraan dikembangkan? Nah ini seperti telur dan ayam yang mana duluan,” tandasnya.

(Laporan: Dadangsah Dapunta)

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta
Eka