Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon - Aksi damai bela Al-Qur'an 4 November. (ilustrasi/aktual.com - foto/antara)
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon - Aksi damai bela Al-Qur'an 4 November. (ilustrasi/aktual.com - foto/antara)

Jakarta, Aktual.com-Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon menyebut kunjungan ke kediaman Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Hambalang, Jawa Barat, merupakan bagian dari janji yang ditepati Presiden Joko Widodo. Janji itu dicetuskan orang nomor satu di Indonesia itu saat pelantikan dirinya digelar.

“Ini janji yang ditunaikan, jarang-jarang kan semua ditunaikan. Menurut saya, ini pertemuan yang sangat bagus demi kepentingan nasional yang memang seharusnya menyatukan kekuatan,” ujar Fadli dalam Dialektika Demokrasi bertajuk “Makna Dari Pertemuan Jokowi-Prabowo” di Media Center Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/11).

Pasca Pilpres 2014, Fadli mengakui, bahwa Gerindra dan parpol di Koalisi Merah Putih (KMP) sudah menerima keputusan dengan sepenuh hati. Prabowo, kata Fadli, pun menginstruksikan untuk mendukung pemerintahan Jokowi-JK.

“Tapi ambil peran mengkritisi ketika merugikan masyarakat. Sebagai cek and balances, peran oposisi penting untuk mengingatkan. Itu positif, dan bagian dari upaya membangun bangsa ke depan,” jelas Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini.

Fadli mengungkapkan, pihaknya ingin agar pertemuan semacam di Hambalang kemarin tidak hanya dalam situasi tertentu. Namun, presiden harus juga merangkul semua kekuatan politik, baik dalam parpol maupun diluar parpol.

Fadli pun menceritakan apa-apa yang menjadi pembahasan pada pertemuan tersebut. Diantaranya, kekuatan politik, permasalahan bangsa, mekanisme Pilkada, termasuk juga aksi massa pada 4 November mendatang.

“Mestinya pak Jokowi bisa sering-sering (adakan pertemuan), bukan hanya pak Prabowo tapi yang lain,” katanya.

Fadli mengingatkan bahwa persoalan kebangsaan tidak bisa dilakukan oleh presiden sendiri atau “one man show”. Tetapi, semua kekuatan politik harus diajak berunding. Termasuk, wajib memfungsikan wakil presiden.

“Jadi jangan jadi ban serep saja pak JK. Seperti tidak jelas kerjanya, padahal berpengalaman,” cetus Fadli.

“Menteri-menteri lain dikasih target, jangan ABS saja. Jangan Asal Bapak Senang. Disitulah peran oposisi perlu untuk mengingatkan. Sebab, ini bisa menjadi bom waktu. Khususnya bidang ekonomi,” tambahnya.

*Nailin In Saroh

Artikel ini ditulis oleh: