“Dengan memenuhi ketiga kriteria tersebut, Dirut Baru Pertamina diharapkan dapat membesarkan Pertamina sebagai BUMN Minyak dan Gas yang dapat memberikan manfaat bagi sebesar-sebesarnya bagi kemakmuran rakyat. Bukan menjadikan Pertamina sebagai Sapi Perah bagi kelompok kepentingan dan Mafia Migas,” tandasnya.
Berkaitan dengan pemilihan Dirut Pertamina ini, menempatkan nama Rachmad Hardari disebut-sebut sebagai salah satu nama yang telah sampai ke meja Presiden. Namun Direktur Pusat Studi Kebijakan Publik ( Puskepi), Sofyano Zakaria mengaku mendapat informasi dari internal PT Pertamina (Persero) bahwa track record Rachmad Hardadi tidak begitu memiliki prestasi.
Kinerja Hardadi yang datar itu perlu menjadi catatan negatif bagi pemangku kebijakan untuk lebih selektif dalam memutuskan orang yang layak menahkodai perusahan migas nasional itu.
“Menurut beberapa sumber dari internal Pertamina, Rachmad Hardadi dinilai biasa-biasa saja prestasinya ketika menjadi Direktur Pengolahan, bahkan cenderung dinilai tidak sukses,” kata Sofyano.
(Laporan: Dadangsah Dapunta)
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka