Jakarta, actual. Com – Analis intelijen pertahanan dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro mengingatkan, dengan prinsip bebas aktif Indonesia memang dapat dengan mudah diterima oleh kekuatan-kekuatan baru. Namun juga ada resiko yang harus ditanggung. Tugas para pemimpin nasional adalah mengelola risiko tersebut pada level yang dapat dikendalikan.
“Foto empat pemimpin dunia yang dipublikasikan secara luas menempatkan Indonesia dalam sorotan geopolitik global. Washington tidak akan tinggal diam melihat ini. Setidaknya Indonesia harus siap menghadapi resiko tekanan ekonomi oleh gedung putih. Bisa dengan menarik investasi, mengenakan tarif atau sinyal operasi intelijen,” ungkapnya.
Foto Presiden Prabowo Subianto sejajar dengam Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden RRC Xi Jinping dan Presiden Korea Utara Kim Jong-un, mendapat perahtian khusus dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Trump sempat menyindir ada andil besar Negeri Paman Sam atas kemenangan China terhadap jepang pada perang 80 tahun lalu.
Baca Juga:
Benarkah Ada George Soros, Mafia Barkeley dan Nekolim Dibalik Amok Masa Agustus Kelabu?
Karenanya, menurut Ngasiman, dibutuhkan rumusan strategi diplomasi yang mengombinasikan antara diplomasi aktif, penguatan pertahanan nasional, serta inisiatif regional. Pendayagunaan segala kekuatan berbasis diplomasi, informasi, militer dan ekonomi harus dipadukan dengan potensi sumberdaya nasional adalah kunci untuk mencapai tujuan menjadi bangsa yang kuat dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
Ngasiman pun menyebut, Presiden Prabowo telah menciptakan momentum krusial sebelum pidato pada Sidang Umum PBB yang dijadwalkan pada 23 September 2025 di New York.
“Sekali lagi, Indonesia dituntut untuk membangun keseimbangan di tengah kekuatan-kekuatan dunia yang sedang bersaing,” ucapnya.
Baca Juga:
Non-state Actor Hingga Operator Kanan Kiri Oke Dibalik Agustus Kelabu
Sementara itu Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyindir keras Presiden China Xi Jinping setelah ia tampil bersama Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un dalam parade militer akbar di Beijing, Rabu (3/9/2025) waktu setempat. Parade tersebut digelar untuk memperingati 80 tahun kemenangan China dan menyerahnya Jepang dalam Perang Dunia II.
Dalam unggahannya di media sosial, Trump menuduh pertemuan ketiga pemimpin itu “berkonspirasi melawan Amerika Serikat”. Ini terlihat di laman Truth Social yang deposting Selasa pukul 09:15 malam waktu AS.
“Semoga Presiden Xi dan rakyat China yang luar biasa merayakan hari perayaan yang agung dan abadi. Mohon sampaikan salam hangat saya kepada Vladimir Putin, dan Kim Jong Un, saat kalian berkonspirasi melawan Amerika Serikat,” tulis Trump.
Presiden Donald Trump menyayangkan tak ada satu pun yang menyinggung peran Negeri paman Sam Amerika dalam parade militer Victory Day di Beijing, China, kemarin. Padahal, kata Trump, AS berperan dalam kekalahan Jepang yang mengakhiri Perang Dunia II.
“Itu adalah upacara yang indah. Sangat, sangat mengesankan. Saya menonton pidatonya tadi malam. Presiden Xi adalah teman saya, tapi harusnya Amerika Serikat disebut dalam pidato semalam, karena kami banyak membantu China,” kata Trump kepada wartawan di Oval Office, Gedung Putih, dikutip dari Reuters.
Menanti Pidato Prabowo di PBB Setelah 10 Tahun Indonesia Absen
Setelah Indonesai 10 tahun absen di PBB, Presiden Prabowo Subianto dikabarkan akan menyampaikan pidato politik pada akhir September ini. Momen yang ditunggu, bukan karena Indonesia absen satu dekade, namun ini bagian dari rangkayang pertemuan Prabowo dengan pimpinan negara blok timur di Cina beberapa hari lalu.
Guru besar hubungan internasional Teuka Rezasya mengatakan, pidato Presiden Prabowo di PBB harus dimanfaatkan untuk menjelaskan, dan meyakinkan dunia internasional terkait demokrasi di Indonesia yang terus membaik. Presiden Prabowo juga harus menegaskan posisi Indonesia yang tetap non blok, tidak mendukung poros kekuatan manapun.
“Hal urgen lainnya Presiden Prabowo harus menanyakan alasan kenapa PBB selama ini lunak terhadap Israel. Karena itu, Presiden Prabowo harus mengusulkan perbaikan di internal PBB, usulkan reformasi anggota tetap Dewan Keamanan PBB,” ucapnya.
Baca Juga:
Hadiri Undangan Xi Jinping, Prabowo Buktikan Eksistensi Indonesia Dikancah Dunia
Selama ini, katanya, DK PBB yang hanya berisi anggota tetap 5 negara sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi di semua negara. “Indonesia harus mengusulkan penambahan 10 negara sebagai anggota tetap DK PBB,” paparnya.
Kesepuluh perwakilan negara yang bisa duduk di DK PBB itu, usulnya, harus memenuhi kriteria yang mewakili konstalasi global. Misalnya, mewakili dari benua, jumlah penduduk, peradaban atau agama, atau kriteria pembangunan.
“Harus dicari indikator baru atau kriteria yang intinya Indonesia bisa masuk sebagai anggota tetap DK PBB yang punya suara hak veto,” ujarnya.
Baca Juga:
Lika-liku Lord Luhut Dikasus Chromebook
Selain itu, juga diusulkan nilai suara dari 10 negara yang punya hak veto tersebut. Misalnya, harga 1 suara hak veto AS setara dengan 2 suara hak veto negara baru.
“Ke depan saya melihat AS akan berjuang sendirian, karena reputasinya kan semakin buruk. Di Dewan Keamanan ada 5 negara permanen, sekarang saja AS dilawan Rusia dan China, sementara Inggris dan Prancis juga cenderung berjalan sendiri. Sepanjang vetonya tidak bulat, dan vetonya bisa diadu, kalau diadu lama-lama AS bisa tersingkir,” pungkasnya
Artikel ini ditulis oleh:
Erobi Jawi Fahmi
Eka Permadhi

















