Semarang, Aktual.co — Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta tidak ada dana siluman baik di legislatif maupun eksekutif.
“Jateng tidak ada lagi sebutan budaya fee, baik untuk Pemprov Jateng maupun DPRD Jateng,” ujar dia.
Untuk antisipasi langkah itu, dirinya roadshow Musrenbangwil yang diselenggerakan di 35 kabupaten/ kota. Kunjungan itu diantaranya Eks Karisidenan Pati, Eks Karisidenan Semarang, Eks Karisidenan Kedu, Eks Karisidenan Surakarta dan Karisidenan Banyumas dan karsidenan Pekalonga yang berlangsung Kamis (2/4)hari ini.
Dalam Musrenbangwil yang bertajuk Ayo Dirembug! Musyawarah Mbangun Jawa Tengah yang melibatkan unsur pimpinan DPRD Jateng, Bupati/Walikota se Jateng, Ormas dan Parpol Ganjar menghimbau dan
“Bantuan-bantuan saya minta tidak ada potongan. Tolong, cerita komisi hentikan. Tobat-tobat. Saya ngomong agak njiwit sitik. Tolong Tobat-tobat. Duit kita berikan kepada rakyat sangat sedikit sekali,” ungkapnya.
Namun, sayangnya dari beberapa partai politik daerah setempat yang aktif memberikan masukan dan saran terhadap Musrenbangwil di Jateng hanya segelintir seperti PDI P dan PKB.
“Sayangnya partai politik sebagai saluran aspiratif ditingkat bawah tidak hadir dengan maksimal. Saya ingin mereka bisa hadir untuk ikut langsung mengawal melakukan evaluasi dan usulan terkait pembangunan mereka di daerah masing-masing. Terlepas partai apapun. Termasuk ormas dan LSM-nya,” ungkapnya.
Maka, Ganjar berharap dengan porsi anggaran RAPBD 2016 mendatang yang disusun melalui Musrenbangwil bisa mewakili seluruh lapisan masyarakat Pemkab/Pemkot Se Jateng bisa mewakili aspirasi masyarakat di Jateng. Baik melalui aspirasi eksekutif, legislatif, top-down dan bottom up, termasuk melalui sosial media (fb, twitter dan sejenisnya) yang sering diterima Ganjar secara langsung bisa membangun Jateng lebih baik.
“Sekarang kita wujudkan bagaimana Jateng bisa cepat maju. Bagaimana Jateng bisa lebih sejahtera. Mudah-mudahan bisa kita tanggulangi bersama juga terkait soal dolar yang semakin tinggi. Nuwun sewu, temen-temen DPRD juga bisa ikut dan langsung mengontrol atau menyalurkan aspirasi setelah melalui masa reses,” pungkasnya.
Artikel ini ditulis oleh:

















