Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, usai dimintai keterangan sebagai saksi oleh penyidik KPK di Jakarta, Selasa (5/9/2017). Ganjar diperiksa sebagai saksi untuk tersangka Setya Novanto (SN) dalam kasus korupsi e-KTP. AKTUAL/Munzir

Jakarta, Aktual.com – Trending topic Twitter sejak dua hari lalu dibanjiri oleh cuitan dan komentar netizen tentang hubungan panas antara Ganjar Pranowo dan PDI Perjuangan. Tagar #GanjarPengkhianatPDIP dan #GanjarKebeletNyapres kerap disandingkan dalam cuitan para warganet.

Salah satu cuitan netizen akun @peloeroe menanggapi komentar Bambang Wuryanto alias Bambang Pacul Ketua DPD PDI Perjuangan (PDIP) Jateng, yang juga sedang ramai dikutip di pemberitaan media menyebut, Ganjar sedang bermasalah di internal PDIP.

“Tuh Lord Bambang Pacul sdh statement. Sbg Ketua Bapilu Pusat PDIP dan dimuat di media online resmi PDIP Jateng. Kode keras bahwa @ganjarpranowo bermasalah di internal PDIP,” cuit Serdadoe Peloeroe melalui akun Twitternya.

Seraphine melalui akunnya di @menolakpagii juga mengkritisi sikap Ganjar yang tidak menghargai partai yang selama ini membesarkannya. Dalam cuitannya diakhiri tagar #GanjarPengkhianatPDIP.

““Dari awal emang ngga ada sopan santun sama partai tuh gubernur uban. Sekarang Lord Patjul sudah statement, harusnya @ganjarpranowo sadar,” katanya.

Beberapa cuitan lain juga muncul, bahkan ada yang menyebut Ganjar seperti Malin Kundang atau kacang lupa kulitnya.

“Biar netizen semakin cerdas knp daku konsisten dengan tagar #GanjarPengkhianatPDIP. Bagaimana tdk, seorang Ganjar, yang diorbitkan Puan- lha sekarang buzzer2nya Ganjar downgrade Puan. Eh, si Ganjar mendiamkan. Bukankah itu namanya malinkundang?,” kata Bang Mayor melalui akunnya @MayorPensiun.

“Puan-Pacuk Bersatu, Tak Bisa Dikalahkan
Jika Gp tetap ngoto mengajukan diri sbgai calon presiden, dia benar2 kacang lupa kulit, dia abai dan telah membuang sejarahnya sendiri. Dia mestinya sadar, siapa yg mengajarkan politik dan mendorongnya sampai pada titik seperti ini,” tulis @typobeefer234.

“Ya jelas dicuekin, juragan uban @ganjarpranowo kebelet sih. Mending mikir gimana caranya tuntaskan Angka Kemiskinan Jateng pak, dari pada bikin gerakan kebelet capres 2024,” balas Abdul Aziz dengan akun @AbdulAzizAzib.

Dukungan partai PDIP kepada pasangan Ganjar-Heru saat pilkada Jateng 2013 memang tak bisa dipungkiri. Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting pada pilkada Jateng 2013 mengungkapkan bahwa paslon Ganjar-Heru unggul karena massa PDIP sangat solid mendukungnya. Dari sampel di 300 tempat pemungutan suara (TPS) di Jateng, pasangan ini unggul hingga 72 persen suara.

Pada 2013, hasil penghitungan suara Komisi Pemilihan Umum (KPU) Daerah Jawa Tengah mengukuhkan paslon Ganjar-Heru sebagai pemenang Pilkada Jateng dengan suara terbanyak. Paslon Ganjar-Heru mendapat persentase suara sah 48,82 persen, disusul pasangan Bibit-Sudjiono 30,26 persen, dan pasangan Hadi-Don 20,92 persen.

Keunggulan tersebut mengulang cerita ketika pasangan Bibit Waluyo-Rustriningsih, yang diusung oleh PDIP, memenangkan pilkada Jateng tahun 2008. Pasangan tersebut berhasil meraih dukungan 43,44 persen.

Dukungan PDIP yang solid terhadap Ganjar juga diakuinya sendiri. Ganjar mengatakan bahwa keunggulannya yang utama adalah kekuatan partai yang solid dan bekerja efektif.

“Ada gerakan rakyat. Partai politik bergerak, relawan bergerak, dan masyarakat bergerak,” ucap Ganjar, Senin, 27 Mei 2013.

Hal sama dikemukakan oleh pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro, Budi Setyono. Dia menjelaskan bahwa kemenangan Ganjar-Heru merupakan akibat dari soliditas infrastruktur partai yang lebih kuat dibanding partai pengusung pasangan lain yang merupakan koalisi.