Petani memanen garam di Pamekasan, Madura, Jawa Timur, Sabtu (8/8). Petani garam rakyat berharap pemerintah agar tidak memberikan kemudahan perizinan kepada pengusaha untuk mengimpor garam sehingga produksi garam rakyat pada musim tahun ini terserap sepenuhnya. ANTARA FOTO/Saiful Bahri/aww/15.

Jakarta, Aktual.com — Para petani garam yang berada di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, mengeluhkan adanya garam impor yang mengakibatkan harga garam lokal terus melorot. Dengan adanya impor garam para petani sekarang ini tidak bisa menikmati hasil panen seperti tahun-tahun lalu. Dimana harga garam bisa mencapai Rp600 per kilogramnya.

“Tahun ini kami tidak menikmati tingginya harga garam dan harga terus anjlok setelah adanya impor, sekarang saja harganya hanya Rp260 per kilogramnya,” ujar salah seorang petani garam Rawa (33)  di Cirebon, Sabtu (21/5).

Menurutnya dua tahun yang lalu sebelum impor garam sebanyak sekarang, para petani bisa untung besar, ketika memasuki musim panen garam. Dimana kata Rawa, harga garam tinggi, tidak seperti sekarang ini harga terus anjlok meski pun memasuki musim hujan.

“Sebelum ada impor kami untung besar dan pasti ketika memasuki musim hujan harga melambung tinggi,” tuturnya.

Ia berharap kepada pemerintah untuk bisa mengendalikan impor garam, agar para petani bisa sejahtera dan tidak seperti sekarang ini. Pasalnya, untuk membeli kebutuhan sehari-hari masih utang sana utang sini.

Sementara itu Kaswan (39) menuturkan hal senada yaitu berharap kepada pemerintah untuk menekan garam impor yang membuat para petani kelimpungan.

“Saya berharap jangan ada impor garam lagi,” tambahnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Reporter: Antara
Editor: Eka