Direktur Pemasaran PT Pertamina (Persero), Muchamad Iskandar memprediksi potensi penyediaan Liquid Petroleum Gas (elpiji) 3 Kg akan melebihi kuota subsidi yang sudah ditetapkan untuk tahun 2018 sebesar 6,7 juta Metrik Ton.
“Melihat konsumsi masyarakat, prediksi kebutuhan elpiji 3 kg bisa mencapai 6,7 juta MT. Tahun 2018 akan over kuota 250 ribu MT,” ujar Muchamad Iskandar di Ruang Rapat Komisi VI DPR RI, Jakarta.
Sebelumnya, pada APBNP 2017 kuota elpiji melon 6,199 juta MT, sedangkan realisasinya 6,305 juta MT. Artinya ada over kuota mencapai 1,7 persen atau sebanyak 120 MT.
“Ini yang perlu diantisipasi, kuota di pagu APBN 2018 sudah diketok 6,450 juta MT. Sedang prediksi konsumsi sekitar 6,7 juta MT,” katanya.
Jika melihat demikian, benarlah bila dikatakan program konversi minyak tanah ke LPG hanya kebijakan semu dan tidak berorintasi kepada energi alternatif yang berjangka panjang dan melepas dari ketergantungan impor. Apakah assessment kebijakan konversi oleh Jusuf Kalla telah keliru dan tidak valid? Ataukah memang kebijakan itu bermotif ‘proyek Kalla Group’ sebagaimana yang dibicarakan publik. Namun terlepas hal demikian, daripada menyalahkan keadaan, yang terpenting bagaimana melakukan perbaikan terhadap kebijakan yang ada.
Elpjiji Melon Subsisi
Artikel ini ditulis oleh:
Dadangsah Dapunta
Eka