Jakarta, Aktual.com – Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman mengatakan skandal Glencore pada akhir 2016 yang memanipulasi komposisi minyak impor, menandakan eksistenis mafia migas pada Pertamina. Sehingg Integrated Supply Chain (ISC) yang dibentuk untuk mengganti peran Pertal, tidak lebih baik dari Petral itu sendiri yang dituduh membina hubungan dengan para mafia migas.
“Skandal Glencore tersebut tentulah akibat ketidak transparannya ISC dalam menjalankan proses bisnisnya, contohnya setiap rencana pembelian minyak mentah dan produk BBM tidak pernah diumumkan secara terbuka. Dalam proses tendernya juga masih setengah terbuka, artinya tidak seperti lazimnya pada tender lainnya,” ujar Yusri Usman.
Menurutnya, ISC Pertamina pada saat membuka harga penawaran, ternyata sesama kompetitor tidak bisa saling mengetahui berapa masing masing penawaran yang dilakukan meskipun penawaran via eletronik. Dirinya menyarankan seharusnya di ISC-Pertamina dibuat layar monitor seperti di bursa saham, sehingga semua peserta bisa melihatnya.
“Kemudian, setelah ditunjuk pemenang tendernya, seharusnya ISC rutin merilis siapa pemenangnya, jenis minyaknya, berapa volume yang akan disuplai, kapan jadwalnya dan berapa harganya. Kalau ini benar dilakukan oleh ISC Pertamina, maka hal ini merupakan indikasi bahwa ISC telah taat menerapkan aturan asas “GCG” dan sudah memenuhi UU keterbukan informasi kepada Publik, tetapi faktanya hal tersebut belum juga dilakukannya,” jelas Yusri
Adapun soal penyebutan jenis minyak yang selama ini diterapkan oleh ISC dianggap kurang baik, seperti dalam dokumen menyebutkan jenis minyak Afrika Barat (Bonny Light), minyak Asia (Kikeh, Trenggano, Champion) dan Rusia, padahal seharusnya yang penting disebutkan adalah sfesifikasi tehnis minyaknya secara lengkap saja.
“Artinya Kilang hanya bisa mengolah sesuai spesifikasi tehnis minyak mentahnya, bukan nama minyaknya, hal ini jauh lebih menguntungkan bagi Pertamina agar tidak di bawah kendali trader yang mempunyai akses khusus kepada NOC tertentu, sehingga tidak aneh kalau saat ini kita akan menemukan dominasi ” trader” tertentu di ISC karena skema ini tidak diperbaiki, bisa jadi ini dugaaan “kolusi yang Terselubung” pungkas dia.
Dadangsah Dapunta