Lebih lanjut, Agus mengatakan jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia ke bawah lempeng Eurasia.

Hingga pukul 11.16 WITA, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).

“Kami mengimbau masyarakat di wilayah Bali dan Lombok, agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,” kata Agus.

Sebelumnya, gempa bumi berkekuatan 3,8 pada skala Richter mengguncang Bali dan Pulau Lombok (NTB), pada 23 Februari 2018, namun tidak berpotensi tsunami.

Pusat gempa bumi terletak pada koordinat 8,73 drajat lintang selatan dan 115,52 drajat bujur timur. Tepatnya pada jarak 2 kilometer arah barat Klungkung (Bali), pada kedalaman 101 kilometer.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara