Kemudian alasan BBM penugasan pemerintah berupa Premium yang diklaim menjadi beban keuangan Pertamina, menurut Arief, alasan itu tidak logis karena pada caktanya Premium dijual denga harga yang lebih mahar dari harga yang seharusnya.

“BBM Premium hasil dari import, saat ini saja dijual dengan harga yang jauh lebih mahal dari luar negeri. Jadi, ini pasti Ada ketidakberesan dalam Hal trading Pertamina untuk impor Premium, patut diduga ada kelompok Mafia Migas yang masih terus mengerogoti Pertamina,” tuturnya.

Oleh karena itu, katanya Direksi Pertamina harus berani melawan dan menolak para mafia impor atau mafia broker import minyak.

“Aneh, dulu beli minyak dari Petral justru laba Pertamina naik, kok justru sekarang yang katanya beli langsung kok malah laba Pertamina Turun. Karena itu segera aja rombak Direksi Pertamina dengan orang orang yang mumpuni agar kinerja Pertamina meningkat,” pungkas dia.

Laporan: Dadangsah Dapunta

Artikel ini ditulis oleh:

Nebby