Tim medis dari Guardian, Giant dan IKEA melakukan pengecekan kesehatan kepada pengungsi di Posko pengungsian Sidemen, Karangasem, Bali, Rabu (4/10/2017). Guardian, Giant dan IKEA memberikan bantuan kepada pengungsi Gunung Agung di Desa Sinduwati berupa kesehatan, sembako dan alat sekolah. Meskipun frekuensi gempa sudah menurun tetapi Gunung Agung sampai saat ini masih berstatus awas. AKTUAL/Tino Oktaviano
Karangasem, Aktual.com – Bupati Karangasem IGA Mas Sumantri bercerita getir tentang ekonomi wilayah yang dipimpinnya harus lumpuh total dampak dari status awas Gunung Agung. Saat ini, kata dia, PAD (Pendapatan Asli Daerah) kabupaten di ujung timur Pulau Bali itu sudah lumpuh.
‎”Selama ini Karangasem mengandalkan PAD dari galian C dan juga pariwisata. Sekarang semua terhenti sejak Gunung Agung berstatus awas. ‎Mau tidak mau kita harus bekerja ekstra dari pandangan kita yang kosong karena tidak ada PAD sedikit pun,” kata Mas Sumantri‎ di Posko Utama Siaga Darurat di Pelabuhan Tanah Ampo, Kabupaten Karangasem, Bali, Senin (16/10).
Meski telah diyakinkan sedemikian rupa jika hanya beberapa daerah saja yang terdampak seandainya Gunung Agung meletus, namun Mas Sumantri menyebut wisatawan tetap ketakutan berkunjung ke Karangasem. “Sudah jelas tamu, walau kita kecilkan persoalan Gunung Agung ini, tapi tetap berdampak pada ekonomi kita,” urai dia.
Dengan habisnya PAD Karangasem, Mas Sumantri berharap kepada semua pihak baik kabupaten/kota se-Bali, pemerintah provinsi maupun pusat untuk bersama-sama menyelamatkan perekonomian Karangasem. “Dengan tidak ada PAD sedikitpun, tentu kita memohon kepada semua pihak, baik kabupaten/kota, provinsi maupun pusat untuk bersama-sama bagaimana menyelamatkan Karangasem ke depan,” harap dia.
Sebab, ia melanjutkan, ‎bencana Gunung Agung sudah berjalan selama hampir satu bulan. Kondisi itu tentu sangat menyulitkan bagi warga Karangasem yang terpaksa mengungsi. Mereka praktis hilang pendapatan. Situasi tersebut bisa saja menimbulkan kejenuhan di benak mereka.

Artikel ini ditulis oleh: