Jakarta, Aktual.com – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pontianak menyatakan, saat ini harga sembako atau berbagai kebutuhan pokok yang dijual di pasar-pasar tradisional di Kota Pontianak mengalami kenaikan rata-rata 10 hingga 20 persen.

“Untuk ayam ras potong dari sebelumnya Rp26 ribu, kini naik menjadi Rp27 ribu/kilogramnya, bawang merah kini dijual seharga Rp38 ribu /kilogram,” kata Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kota Pontianak, Utin Srilena Candramidi di Pontianak, Jumat (12/6).

Ia menjelaskan kenaikan ayam ras potong karena dipicu tingginya permintaan, sementara stok tetap, kemudian untuk bawang merah memang stok di gudang penyimpanan sedikit, sementara permintaan meningkat.

Khusus harga bawang merah ada dua jenis yang dijual di Pontianak, yakni bawang merah asal Brebes dijual di pasaran Rp38 ribu/kilogram, kemudian asal Bali lebih murah, yakni Rp26 ribu/kilogram, katanya.

“Tetapi kami sudah komunikasi dengan Pemerintah Kabupaten Probolinggo, yang informasinya mereka akan mulai panen bawang merah awal Juli, dan harganya juga akan lebih murah, yakni sekitar Rp24 ribu /klogramnya,” ungkap Utin.

Sementara untuk, harga ayam ras potong, kalau harga jualnya di pasar mencapai Rp30 ribu/kilogramnya, maka Dinas Peternakan dan Kesehatan Kehewanan Provinsi Kalimantan Barat akan mendatangkan ayam beku dari luar.

Sebelumnya, Wali Kota Pontianak Sutarmidji mengajak warga kota itu, untuk ikut berperan dalam menekan harga sembako dengan tidak membeli berbagai kebutuhan pokok itu dalam jumlah banyak.

“Dalam menghadapi bulan Ramadhan, masyarakat tidak perlu banyak membeli berbagai kebutuhan pokok, karena pada siang harinya umat Muslim malah tidak makan dan minum,” katanya.

Tetapi, kenyataan di lapangan sepanjang bulan Ramadhan, malah pengeluaran sebagian besar masyarakat meningkat dibanding hari biasanya.

“Mari mulai sekarang, kita menerapkan hidup hemat, dengan membeli berbagai kebutuhan pokok atau lainnya, dengan seperlunya saja,” katanya.

Artikel ini ditulis oleh:

Editor: Eka