Pedang membereskan cabai merah di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Senin (18/12/2017). Pertengahan Desember, harga beberapa kebutuhan pokok di pasar tradisional seperti cabai merah keriting masih berada di kisaran Rp 40 ribu per kg. Sedangkan harga cabai rawit merah sedikit naik Rp 5.000 dari Rp 25 ribu per kg menjadi Rp 30 ribu per kg. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Melonjaknya harga cabai membuat sejumlah pengusaha makanan was-was dan khawatir. Merugi atau bahkan gulung tikar pun ‘menghantui’ para pengusaha makanan yang menggunakan cabai.

Wakil Ketua Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) Rachmat Hidayat mengatakan dengan harga cabai tinggi, tentu saja pengeluaran modal semakin besar. Jika terus seperti ini, tidak menutup kemungkinan industri makanan bisa merugi atau gulung.

‘Kita berharap tidak lama dan tinggi karena bisa membahayakan secara keseluruhan. Masyarakat akan terpukul duluan berikutnya industri,” paparnya, ditulis Rabu (7/8).

Rachmat pun berharap kenaikan harga cabai tidak berlangsung lama. Jika terus berlarut, masyarakat semakin terkena imbasnya.

“Karena kita tidak beli dari kebun. Kita menyetok proses pengeringan dan sebagainya. Stok kita itu masih bisa mengelola kenaikan harga yang sangat luar biasa ini. Cuma usia stok kita kan ada umurnya. Bisa habis. Kalau habis kita baru akan merasakan,” paparnya.

Di kesempatan terpisah, anggota Komisi IV Andi Akmal Pasludin mengatakan, harusnya pemerintah menugaskan Bulog untuk melakukan manajemen komoditi agar harga cabai tidak meroket.

Artikel ini ditulis oleh: